Berita Badung
PHDI Badung Bali Gelar Penyuluhan untuk Penyuluh Agama, Nyoman Kenak: Sebarkan Nilai-nilai Dharma
Ia menyebut penyuluh agama tidak hanya terbatas pada pinandita atau dharma duta semata.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Badung berupaya meningkatkan kualitas penyuluh Agama Hindu melalui pelatihan dan bimbingan teknis, guna mencetak pendharmawacana yang profesional, handal, dan berdaya saing.
Ketua PHDI Badung, I Gede Rudia Adiputra menegaskan, bahwa sinergi kuat antara PHDI dan Pemkab Badung menjadi landasan utama suksesnya program pembinaan umat Hindu di daerah ini.
Ia pun menyampaikan apresiasi atas dukungan anggaran dari pemerintah daerah yang dinilainya sebagai langkah progresif dalam memperkuat peran penyuluh Agama Hindu.
“Pemkab Badung adalah yang pertama memberikan alokasi anggaran khusus untuk PHDI. Ini bentuk nyata komitmen Guru Wisesa dalam mendukung pembinaan keagamaan di tengah masyarakat,” ujarnya, didampingi Sekretaris PHDI Badung, I Wayan Sukarya.
Baca juga: 8 Mobil Digelapkan Wanita Asal Desa Tianyar Tengah Karangasem Bali
Kegiatan bimbingan teknis tersebut dibuka langsung oleh Kabid Pengembangan Kebudayaan Dinas Kebudayaan Badung, Ida Bagus Munika, mewakili Kepala Dinas, I Gede Eka Sudarwitha.
Dalam sambutannya, Munika menegaskan bahwa peningkatan kualitas SDM dharma duta sangat relevan dengan visi misi Badung, khususnya dalam upaya pelestarian adat, budaya, serta penguatan nilai-nilai “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
“Salah satu aspek utama adalah Jana Kerthi, yaitu peningkatan kualitas manusia. Dengan penguatan pemahaman ajaran agama melalui sastra suci, para penyuluh dapat menjadi suluh penerang kehidupan umat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PHDI Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, menyoroti pentingnya peran aktif seluruh komponen umat Hindu dalam menyebarkan nilai-nilai dharma sesuai kapasitasnya masing-masing.
Ia menyebut penyuluh agama tidak hanya terbatas pada pinandita atau dharma duta semata.
“Seorang Jro Mangku, guru, bahkan orang tua sekalipun, memiliki tanggung jawab dalam menanamkan ajaran dharma. Kita semua adalah bagian dari suluh kehidupan, mari sebarkan nilai keharmonisan seluas-luasnya,” tuturnya.
Kenak pun berharap program pelatihan ini dapat menjadi agenda berkelanjutan, karena sangat strategis dalam membentuk generasi penyuluh yang tidak hanya paham teks suci, namun juga mampu mengaplikasikan ajaran dharma dalam kehidupan sosial umat. (*)
Kumpulan Artikel Badung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.