Pendidikan
BALI Jadi Kiblat Wisata Berbasis Budaya Bagi Korsel, Profesor & Dosen Hingga Mahasiswa Lakukan Riset
Termasuk dari Korea Selatan, juga melirik Bali sebagai daerah yang unik dan bisa mengembangkan pariwisata hingga ke kancah dunia.
TRIBUN-BALI.COM - Bali memang sejak lama menjadi kiblat banyak negara, khususnya dalam pengelolaan pariwisata berbasis budaya.
Termasuk dari Korea Selatan, juga melirik Bali sebagai daerah yang unik dan bisa mengembangkan pariwisata hingga ke kancah dunia.
Untuk itu, Universitas Ngurah Rai (UNR) menggelar International Lecturer & Academic Exchange Session 2025 HUSS Global Summer Exploration pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kolaborasi antara UNR (Indonesia) dan Sungkyunkwan University (SKKU) dari Korea Selatan, dengan tema “Sustainable Tourism and Regional Development in Response to Local Depopulation”.
Kegiatan berlangsung di ruang meeting F.2.2 kampus UNR, menampilkan keterlibatan akademik antara mahasiswa pascasarjana UNR dan mahasiswa S1 SKKU, yang fokus pada strategi pariwisata berkelanjutan dan pengembangan regional.
Baca juga: TRAGEDI Bayi 3 Bulan Meninggal di RSUD Sanjiwani, Sekda Gianyar Ucap Belasungkawa
Baca juga: TRAGEDI Kebakaran Kamar di Rumah Widiasa di Kubutambahan Buleleng, Diduga Dupa Sembahyang Jatuh!

Sebanyak tujuh mahasiswa pascasarjana UNR dan 30 mahasiswa S1 SKKU, didampingi oleh Profesor Hyung Jun Park, Ph.D., dari SKKU, turut hadir. Selain itu, lima staf dari SKKU juga ikut serta dalam pertemuan ini.
Dr. Nyoman Diah Utari Dewi, A.Par, MAP, Direktur Pascasarjana UNR sekaligus Dosen Administrasi Publik, mengungkapkan bahwa kegiatan ini, menjadi langkah awal untuk membangun kepercayaan sebelum penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU).
“Koneksi ini dimulai melalui Indonesian Association of Public Administration (IAPA) dan melibatkan Universitas Brawijaya,” ujarnya.
Mahasiswa SKKU dijadwalkan melakukan penelitian di sejumlah wilayah seperti Jimbaran, Canggu, Ubud, dan Sanur, untuk membandingkan isu depopulasi antara area urban dan rural di Indonesia serta Korea.
Profesor Hyung Jun Park, Presiden Korea Association for Policy Studies (KAPS) dan Direktur Institute of Governance and Policy Evaluation SKKU, menyampaikan bahwa penelitian ini bertujuan menggali strategi pengelolaan desa adat dan community-based tourism.
“Kami tertarik mempelajari perbedaan pengelolaan populasi antara Indonesia, yang mengalami kelebihan penduduk, dan Korea, yang menghadapi kekurangan penduduk,” jelasnya. Hasilnya diharapkan menjadi benchmark untuk strategi pengembangan pariwisata di kedua negara.
Suhartono Winoto, SAP, MAP, Dosen Administrasi Publik Universitas Brawijaya yang juga menempuh S3 di SKKU, menambahkan bahwa acara ini merupakan bagian dari jejaring IAPA.
“Setelah Bali, kegiatan akan dilanjutkan di Malang dengan presentasi hasil riset di hadapan panelis dari kedua negara,” katanya. Kegiatan di Bali berlangsung hingga akhir pekan, sementara di Malang dijadwalkan pada Senin-Rabu mendatang.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kolaborasi berkelanjutan, termasuk pertukaran dosen dan riset bersama, serta menjadi ajang tahunan seperti summer, winter, dan fall exchange di masa mendatang. (*)
157 SARJANA Hukum UNR Siap Memberikan Dampak Bagi Masyarakat, IPK Rata-rata Hampir Sentuh Empat |
![]() |
---|
Siapkan 16.900 Siswa Jadi Wirausaha Muda Tangguh, Zurich & PJI Luncurkan ZE Program Fase Kedua |
![]() |
---|
PENSIUN Hingga Jadi Kepsek Sebabkan Kekurangan Guru di Buleleng, Ini Data Disdikpora |
![]() |
---|
UPGRIS Hadirkan Akademisi Berbagai Negara, Bangun Iklim Akademis Global Menuju Universitas Riset |
![]() |
---|
BADUNG Rancang Program Satu KK Miskin Satu Sarjana untuk 400 Mahasiswa, Launcing 2026 Mendatang! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.