Seni Budaya

Karya Mamungkah Ngenteg Linggih Lan Mapadudusan Agung Merajan Tengah Griya Cucukan Klungkung Bali

Kemudian karena sekian tahun belum pernah dilaksanakan, penyucian secara menyeluruh maka saat dilakukan renovasi palinggih di Merajan Tengah. 

ISTIMEWA
Karya mamungkah, ngenteg linggih, mapedudusan agung, Pura Merajan Tengah, Griya Cucukan, Desa Selat, Kecamatan Klungkung, Bali telah mulai terlaksana.  

 

Ida Bagus Ketut Putra, Kelihan Merajan, menambahkan tujuan dan harapan karya di Merajan Tengah, Griya Cucukan ini, adalah sebagai wujud bakti dan terima kasih kepada kawitan. Kemudian sebagai simbol pembersihan setelah dilakukan perbaikan dan lain sebagainya. 

“Melalui upacara dan lain sebagainya ini, agar taksu yang terkikis oleh waktu dan redup bisa kembali bersinar, bangkit menarik gravitasi bumi. Melalui daksina palinggih, tujuannya agar Ida Bhatara sami enteg malinggih,” sebutnya. Khususnya menarik sinar suci Ida Bhatara kawitan malinggih di merajan.  

Dana upacara berasal dari iuran semeton dan sifatnya wajib, bagi 160 KK atau semeton ngarep sebesar Rp3 juta per KK bisa dicicil mulai dari Januari- dan bulan Juli 2025 dan sudah lunas semua. “160 KK ini, krama pangempon wajib paturunan. Nah sisanya baru dana punia,” tegasnya. 

Dana punia dapat berupa uang, dapat juga  berupa bahan upakara dan bebantenan wewangunan upakara, tenaga dan ayah ayahan bakti yang tulus dan lain sebagainya. Total angga semeton Griya Tengah Cucukan yang aktif lebih dari 160  kepala keluarga, dan bila dihitung keseluruhan mencapai 600 orang krama belum termasuk yang telah merabian/kawin keluar yang tetap mengingat dan tetap bakti kepada Leluhur di Merajan Tengah Griya Cucukan sebagaI Merajan Kawitan.

Sementara memulai tahapan awal karya sejak tanggal 6 Agustus 2025, mempersiapkan dari pagi pukul 08.00 WITA sampai jam 1 – 2. “Sami datang ngayah, lanang istri, kemudian ada yang makemit di bale pasucian,” imbuhnya. 

Dari 6 Agustus 2025, tonggak upacara dimulai berarti sudah nyuciang karya. Sehingga tatkala ada semeton yang kacuntakan maka akan ada aturan masing-masing. 

Harapan lainnya, agar semua semeton, baik di Bali, luar Bali, hingga di belahan dunia datang ke Merajan Tengah, Griya Cucukan ngaturang sembah bakti agar tak melupakan Bhatara Leluhur Kawitan di Merajan Tengah terus memohon agar selalu mendapatkan kerahayuan labda karya berumur yang panjang, sehat berbahagia.

Karya mamungkah, ngenteg linggih, mapedudusan agung, Pura Merajan Tengah, Griya Cucukan, Desa Selat, Kecamatan Klungkung, Bali telah mulai terlaksana. 
Karya mamungkah, ngenteg linggih, mapedudusan agung, Pura Merajan Tengah, Griya Cucukan, Desa Selat, Kecamatan Klungkung, Bali telah mulai terlaksana.  (ISTIMEWA)

SEKILAS SEJARAH MERAJAN TENGAH

Ida Bagus Wikantara, menjelaskan bahwasanya di Merajan Tengah ini ada 14 palinggih di Merajan Tengah sampai di jaba sisi. Kemudian ada bale kulkul, bale sor, bale pesandekan dan piasan. 

Disebutkan bahwa Merajan Tengah, Griya Cucukan, adalah merajan kawitan dari semeton brahmana Kemenuh Griya Tengah Cucukan  yang tersebar di berbagai wilayah baik Bali, luar Bali, bahkan ada yang menetap di luar negeri. 

Piodalan di Merajan Tengah Griya Cucukan diadakan pada hari  Purnama Kapat, yang jatuhnya pada setiap tahun. Selanjutnya Ida Bagus Wikantara  yang juga sebagai prawartaka karya, yaitu anggota baga penggalian dana meminta kepada seluruh semeton pratisentana Ida Bhatara di Merajan Tengah untuk ikut aktif ngaturang ayah berupa tenaga dengan tulus dan Ikhlas sebagai wujud bakti kepada leluhur.

"Dan juga ikut serta menghaturkan punia semampunya agar karya agung ini, dapat berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti semoga Hyang Bhatara Leluhur Lelangit di Merajan Tengah  selalu menuntun kita semua sehingga karya ini berjalan lancar dan sukses," sebutnya. 

Sejarahnya, kawitan semeton Merajan Tengah berawal dari Griya Kemenuh Kayu Putih Buleleng kemudian ke Griya Banjar, selanjutnya berpindah ke Griya Kemenuh Kamasan ditunjuk sebagai Bhagawanta Raja Bali yaitu Kerajaan Gelgel.

Menjadi seiring perjalanan waktu, selanjutnya melakukan perjalanan ke Desa Lusuh Selat Duda, kemudian berpindah ke Sidemen dan selanjutnya berpindah lagi ke Selat Kawan Klungkung sebagaimana disebut dengan Griya Sangku di Selat Kawan klungkung.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved