Berita Gianyar

Wayan Wardika Tak Ingin Anak Cucu Tak Tahu Kunang-kunang, Pekerjakan 5 Peneliti di Rumah Konservasi

I Wayan Wardika asal Banjar Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang menjadi salah satu warga Gianyar yang menjadi tokoh inovatif

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Istimewa
SOSOK - I Wayan Wardika pelestari kunang-kunang asal Banjar Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali. 

"Cahaya, alih fungsi lahan, dan pestisida, itu menjadi penyebab utama kepunahan kunang-kunang. Jika terlalu banyak cahaya, maka cahaya mereka redup, dan membuat mereka tak bisa bereproduksi," 

"Saya selaku pelaku pariwisata menjadi terjerat untuk mencari solusi. Saya tinggal di pedesaan, kunang-kunang mengajarkan kami menjaga lingkungan. Kita sebagai masyarakat desa harus aktif melindungi," ujarnya. (weg)

Baca juga: Kadis dan Dirut BUMD Berebut Tangkap Kucit, Lomba Unik Pemkab Gianyar Menyambut HUT ke-80 RI

Miliki Lahan Konservasi 1 Hektare

I Wayan Wardika mengatakan, saat ini konservasi kunang-kunang memiliki luas sekitar satu hektare, yang memanfaatkan lahan pertanian aktif milik masyarakat setempat.

Di areal tersebut, dirinya telah melepas liarkan 5.182 larva kunang-kunang dan 260 kunang-kunang dewasa. 

"Area konservasi, targetnya radius 2 km dengan 27 hektare lahan pertanian. Saat ini baru 4 petani yang bergabung dengan luas sekitar 1 hektar," ujarnya. 

Dijelaskan bahwa konservasi kunang-kunang ini telah mengundang wisatawan.

Rata-rata per hari kunjungan wisatawan baru sekitar 5-6 orang.  

"Kita telah kembangkan eko wisata berbasis kunang-kunang. Mereka bayar sedikit lebih mahal untuk berkunjung ke daerah kami. Hasil kunjungan bisa membantu riset kami. Wisatawan yang ingin melihat kunang-kunang, wajib berkunjung malam hari," ujarnya. (weg)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved