Sponsored Content
Artotel Sanur Bali Menggelar Pameran Seni Tunggal Voyage Of Becoming Karya Sakde Oka
Proses menyulam, keterikatan kain dan benang layaknya jiwa yang tidak dapat terlepas dari raga, dan juga sebaliknya.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - ARTOTEL Sanur Bali dengan bangga kembali bekerja sama dengan perupa asal Bali mempersembahkan sebuah pameran seni bertajuk Voyage of Becoming.
Pameran ini merupakan pameran solo pertama Sakde Oka yang diadakan di ARTSPACE mulai dari 12 September hingga 15 November 2025.
Serangkaian karya Voyage of Becoming oleh Sakde Oka merupakan rangkuman perjalanan personal dan artistiknya mendalami serta merefleksikan diri, baik secara internal maupun eksternal.
Melalui eksplorasi transformatif ini, Sakde sejatinya mengeksplorasi hubungan antara dirinya dengan lingkungan sekitar, alam, dan semesta secara menyeluruh.
Baca juga: LIBURAN Seru di Bulan Juli Bersama Artotel Sanur Bali
Dalam proses penciptaan, Sakde menanam benih ide melalui benang.
Ia merangkum emosinya dalam jalinan sulaman, menceritakan perasaannya di setiap tusukan benang.
Dengan ketekunan dan kesabaran, proses ini menjadi ruang untuk berefleksi, menenun intuisi, dan menggali kembali gagasan-gagasan yang lebih jujur serta personal.
Keterikatan tubuh dalam menjalin dan menyulam benang menjadi sebuah praktik yang menyatukan otak dan pikiran, jiwa dan perasaan.

Proses menyulam, keterikatan kain dan benang layaknya jiwa yang tidak dapat terlepas dari raga, dan juga sebaliknya.
Semua ini terefleksi dalam karya Sakde yang bersifat personal, intuitif, dan penuh makna.
Sakde menggunakan unsur-unsur alam sebagai medium ekspresi, menggunakan landscape dan ornamen alam yang merefleksikan sifat-sifat semesta yang memengaruhi sifat dan laku manusia.
Keterhubungan antara manusia dan alam ini berakar kuat dalam ajaran Hindu, khususnya konsep Bhuana Agung (makrokosmos) dan Bhuana Alit (mikrokosmos).
Keterhubungan antara manusia dan alam bukan hanya simbolis, tapi esensial dan spiritual.
Manusia tidak dipandang terpisah dari alam semesta, melainkan sebagai bagian integral dari keseluruhan kosmos.
Berangkat dari pemahaman ini, karya-karya Sakde kaya akan bahasa visual yang metaforis nan reflektif.