Sponsored Content

Artotel Sanur Bali Menggelar Pameran Seni Tunggal Voyage Of Becoming Karya Sakde Oka

Proses menyulam, keterikatan kain dan benang layaknya jiwa yang tidak dapat terlepas dari raga, dan juga sebaliknya. 

istimewa
Artotel Sanur Bali Menggelar Pameran Seni Tunggal Voyage Of Becoming Karya Sakde Oka 

Karya-karya Sakde menunjukkan perkembangan yang dapat terbagi menjadi dua fase. 

Terjadi pergeseran artistik dari seri karya tahun sebelumnya yang menggunakan latar warna, menuju landscape yang lebih redup dengan dominasi warna abu. 

Perubahan ini menandai arah artistik baru, khususnya dalam eksplorasi bentuk dan pilihan warna, sekaligus menjadi indikasi keterhubungan antara daya pikir dan tubuh, yang membuka ruang bagi pengembangan serta eksperimentasi yang lebih dalam.

Seri Symphony of Rain menjadi titik awal menuju proses eksperimentasi ini. 

Sakde mulai melepaskan konstruksi konseptual dari karya sebelumnya, seperti dalam The Unbinding, sebuah karya yang merepresentasikan simbol pelepasan, sebagai jalan menuju pembaruan dan keterbukaan personal dalam proses berkarya.

Pilihan latar abu dalam karya-karyanya bukanlah kebetulan, melainkan keputusan artistik yang secara sadar dipilih oleh Sakde. 

Warna abu menjadi simbol kesederhanaan yang mereduksi lanskap visual, memungkinkan elemen elemen utama dalam karya tampil lebih jujur dan intim.

Sebagai pengantar pada fase terbaru, Sakde menggambarkan pendekatan alam dalam seri Drift of Nectar dengan menggunakan metafora penyebaran serbuk sari sebagai simbol penyebaran kebijaksaan yang semesta berikan dalam proses kreatif. 

Eksplorasi berlanjut pada karya Where Water Burns in Color dimana figur tubuh tidak hanya hadir sebagai representasi fisik, melainkan menjadi simbol dari kehidupan yang terus berubah dan berevolusi. 

Dalam Vessel Beneath the Tree, tubuh membawa wadah sebagai simbol ilmu dan kebijaksanaan, hal-hal yang ditampung dan diserap sebagai bekal perjalanan hidup. 

Melalui kedua karya ini, tubuh berperan sebagai wadah untuk berlangsungnya proses penting: menjadi medium yang merekam proses pembiasan, pantulan, dan perubahan itu sendiri suatu proses yang terus berlangsung dalam arus waktu yang konstan.

Kedekatan Sakde dengan identitas kulturalnya membawa pemikiran di bawah sadarnya ke dalam nilai-nilai Hindu Bali dalam karyanya. 

Dalam The Inner Pruner, Sakde menghadirkan simbolisasi dari Sad Ripu, 6 musuh dalam diri manusia, dengan tindakan pemotongan pada ranting yang menjadi indikator untuk mengendalikan sifat-sifat negatif tersebut agar dapat memberikan ruang untuk pertumbuhan baru. 

Sementara itu dalam Perjamuan Sunyi, Sakde mengangkat kepercayaan Hindu Bali Kanda Pat–4 saudara kelahiran yang lahir bersama manusia ke bumi, 4 kursi kosong menjadi simbolis kehadiran mereka, tak terlihat namun saling berhadapan, dari luar terlihat hampa dalam sunyi namun saling menjaga dan bercakap dari dalam.

Three Graces adalah karya penutup dari serangkaian karya, hadir tiga figur perempuan dalam kebersamaan, saling bergandengan tangan, sebuah gestur sederhana yang tidak hanya hadir sebagai representasi individu, tetapi sebagai entitas kolektif yang saling terhubung dan menopang satu sama lain. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved