Krisis Air Di Bali

Kekeringan di Klungkung, Bahkan 1 Jeriken Air Rembesan Harus Tunggu 3 Jam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Dusun Gelogor, Pikat, Klungkung harus mengantre di penampungan air untuk mendapatkan air bersih bantuan dari BPBD dan PDAM Klungkung, Jumat (16/10/2015)

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Ni Ketut Rsi (70) dan puluhan warga lainnya berkumpul di sebuah penampungan air di Dusun Gelogor, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali, Jumat (16/10/2015).

Saat itu mereka sangat antusias karena akan mendapatkan air bersih, bantuan dari BPBD Kabupaten Klungkung dan PDAM Klungkung.

Meskipun sudah bertubuh renta, tidak menghalangi Ketut Rsi mengantri untuk mendapatkan satu jeriken air bersih karena daerahnya memang sedang dilanda kekeringan.

Puluhan wanita mengantre di sebuah penampungan air yang terletak di kampungnya.

Puluhan jeriken pun turut berjejeran untuk diisi air oleh seorang anak laki-laki yang harus menaiki penampungan tersebut untuk menimba air.

"Sudah lama di sini mengalami kekeringan karena kemarau panjang, kurang lebih sudah empat bulan saya dan warga di sini susah mendapatkan air bersih," ujar Ketut Rsi dengan suara pelan.

Meskipun akses jalan sudah bagus, Dusun Glogor memang termasuk tempat yang mengalami kekeringan cukup parah di Kabupaten Klungkung. 

Letaknya yang berada di dataran tinggi membuat daerah tersebut tidak terjangkau oleh PDAM.

Sungai-sungai yang ada di samping jalan pun tampak mati karena mengalami kekeringan.

"Biasanya warga ngambil air di sumber air rembesan. Tapi saat ini sudah kecil sumber airnya. Ngambil satu jeriken aja bisa menunggu sampai tiga jam lamanya," keluh Ketut Rsi sembari mengisi airnya.

Sebelum mendapat bantuan air, Rsi dan warga lainnya di Gelogor biasa berjalan sampai 1 kilometer dengan menjunjung ember berkapasiatas 15 liter di kepalanya untuk mendapatkan air bersih yang hanya bisa diakses di sumber air rembesan tersebut.

Meskipun sudah dalam usia renta, Ketut Rsi mengaku masih mampu melakukan itu meskipun menurutnya itu sangat melelahkan.

"Cari air di rembesan itu susah, karena jalannya jauh. Kita bangun jam 6 dan langsung keluar ngambil air. Jam 9 kita baru pulang bawa 2 ember. Itu airnya untuk keperluan masak saja," ungkapnya.

Dalam sehari Rsi mengaku hanya mampu maksimal mengambil 4 ember air.

Sementara untuk keperluan mandi dan mencuci warga harus ke turun hingga ke Dawan dan Dusun Pangi yanh berjarak hingga 5 kilometer dari Gelogor.

Halaman
12

Berita Terkini