Jika kuman itu meroyak, napas penderita terasa sesak, lalu disusul batuk disertai darah akibat pecahnya pembuluh darah pernafasan.
Gejala lain, misalnya, adalah berat badan menurun dan muncul keringat pada malam hari.
Baca: Khasiat Bawang Putih Bagi Kesehatan, Cegah Kanker hingga Atasi 10 Penyakit Ini
Baca: Selain Bikin Malu, Ngiler saat Tidur juga Pertanda Suatu Penyakit, Ini Cara untuk Menghentikannya
Organ lain yang juga dapat diserang TB adalah jantung, ginjal, dan tulang.
Syukurlah, Indonesia sendiri telah melakukan upaya pengendalian tuberkulosis yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, antara lain melalui kegiatan program TB lintas sektoral (termasuk dengan menggandeng korporasi, sekolah, dan komunitas).
Hal itu penting, berhubung TB memang bukan hanya masalah tenaga kesehatan, melainkan masalah kita semua.
Harus diakui sudah banyak kemajuan yang dicapai Indonesia, tetapi kita tetap harus prihatin, mengingat bahwa jumlah kasus TB baru di Indonesia menyebabkan kita masih menduduki peringkat ke-3 di dunia, sehingga masalah ini masih merupakan salah satu tantangan terbesar kita hadapi.
Prevalensi TBC
Menurut Karakteristik Umur, Pendidikan, dan Sosial Ekonomi (Kemenkes RI) Ancaman TB pada kaya dan miskin.
Sebagian orang mungkin menganggap TB hanya menyerang orang miskin. Salah.
Berdasarkan Survei Prevalensi Tuberkulosis tahun 2013-2014 yang dilansir Kementerian Kesehatan, tidak ada perbedaan angka kesakitan TBC pada berbagai kelompok sosial-ekonomi masyarakat kita.
Mereka yang ada di kelompok terbawah hingga kelas menengah atas menunjukkan angka yang sama tingginya.
Perbedaan hanya terjadi pada kelompok teratas. Artinya, risiko penyakit yang sampai saat ini masih menjadi epidemi di dunia itu dapat terjadi pada hampir semua tingkatan sosial ekonomi, miskin dan kaya.
Baca: 5 Gejala Gangguan Kesehatan Pria Yang Bisa Berakibat Fatal, Bisa Dilihat Dari Kotoran
Baca: 4 Hal Ini Bisa Kamu Lakukan Sebelum Tidur untuk Menjaga Kesehatan Ginjal
Itu sebabnya masyarakat luas perlu turut serta memberantas penyakit kronis ini.
Itu sebabnya setiap tahun kita peringati Hari TB Sedunia yang jatuh setiap 24 Maret yang merujuk hari ketika Dr Robert Koch mengumumkan penemuan Mycobacterium tuberculosis, kuman jenis "batang" (bacillus) yang menyebabkan penyakit tuberkulosis pada 24 Maret 1882.
Dalam rangka peringatan Hari TB Sedunia itu, pada 25 Maret akan diselenggarakan talkshow tentang TB di Erasmus Huis, Jakarta.