Upayakan Pertanian Ramah Lingkungan, Klungkung Kendalikan Hama Tikus dengan Burung Hantu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani di Klungkung ketika diberikan burung hantu, untuk mengendalikan populasi hama tikus, belum lama ini.

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pemkab Klungkung, Bali tengah mengembangkan pertanian ramah lingkungan.

Dalam penanggulangan hama tikus, pemkab pun memberikan burung hantu kepada para petani di Subak Dawan, Klungkung, Bali.

Burung hantu yang merupakan predator alami tikus, diharapkan mampu mengurangi penggunaan racun tikus atau penggunaan zat kimia dalam pertanian.

Kadis Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan, sebagai langkah awal pada anggaran perubahan 2019, pihaknya baru mengadakan dua pasang burung hantu.

Rekam Jejak Paulo Sergio, Pemain Terbaik dari Bali United Yang Kini Ditawar Mahal Oleh 2 Klub Besar

Komplotan Spesialis Pembobol Villa di Badung Dituntut 2 Tahun Penjara, Terdakwa Nyatakan Menyesal

Arti Hari Raya Saraswati, Ini Yang Biasa Dilakukan Umat Hindu Bali

Sepasang burung diberikan kepada petani di subak Dawan, Klungkung. Sedangkan sepasang lagi rencananya akan diberikan kepada subak Selisihan, Aan Dangin Desa dan Subak Telaga Dawan.

"Untuk sepasang lagi kami masih menunggu respon dan peluang dari petani di tiga subak tersebut. Karena setelah kita berikan, kita lihat pemeliharaannya nanti dari subak seperti apa," ungkap Juanida.

Petani nanti akan didampingi oleh petugas penangkaran, untuk pemeliharaan burung tersebut.

Setelah burung mau tinggal di kandangnya, barulah sepenuhnya akan diserahkan kepada subak.

Balian di Denpasar Meninggal di Depan Merajan Akibat Serangan Jantung, Awalnya Dikira Tidur

Sampat Latihan di Stadion Dipta, Gunawan Dwi Cahyo Jadi Pelatih Bali United Gantikan Teco

Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini, Sabtu 7 Desember 2019, Ada Perhatian Baru Untuk Aries

“Untuk penangkaran di kandang sekitar 10 hari. Setelah burung hantunya mau buang kotoran, air liur sudah di kandang maka pasti burungnya tidak akan pergi dari tempat atau kandang yang disediakan,” ungkapnya.

Selain penanganan hama menggunakan burung hantu, Juanida juga sudah mengembangkan pemanfaatan refugia yakni penanganan hama wereng dengan menggunakan tanaman hias seperti bunga gumitir dan sejenisnya.

Petani dibantu pengadaan bibit gumitir untuk dijadikan tanaman refugia di area seluas 50 hektar.

Refugia berada di kawasan dengan vegetasi di dalam atau sekitar lahan pertanian yang berfungsi sebagai sumber kehidupan musuh alami.

Tanaman refugia menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.

Ramalan Zodiak Hari Ini, Sabtu 7 Desember 2019: Ada Kabar Baik Gemini, Libra Memendam Rasa

Bupati Jembrana I Putu Artha Lantik 35 Perbekel Hasil Pilkel Serentak

Penerbangan Pesawat AirAsia Rute Jogja-Bali Dibatalkan Karena Candaan Bom

Teknik refugia dinilai ekonomis dan ramah lingkungan karena dengan menggunakan teknik ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan.

Upaya lainnya dengan memberikan subsidi pupuk organik kepada petani.

Halaman
12

Berita Terkini