TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jika musim hujan Tukad Teba yang berada di Jalan Imam Bonjol, wilayah Banjar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar, Bali kerap meluap.
Hal ini terjadi karena ada pengendapan sampah yang tak kunjung dibersihkan pada jaring penampungan sampah yang dipasang pada sungai tersebut.
Sehingga hal tersebut sering dikeluhkan warga yang berada di sekitar sungai.
Termasuk Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja yang merupakan warga asli Banjar Abiantimbul pun ikut menyoroti hal tersebut.
• Kegiatan di Balai Budaya Denpasar Mulai Januari 2020, Yang Berkegiatan Harus Jadi Member
• Antisipasi Sampah di Malam Tahun Baru 2020, DLHK Kota Denpasar Siagakan 600 Personil
Menurutnya, jaring permanen untuk menjaring sampah agar tak hanyut ke hilir yang dipasang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar ini tak berfungsi dengan baik.
Karena sampah yang tersangkut di jaring hanya dibersihkan bagian permukaannya saja sehingga menimbulkan endapan.
Diketahui jaring tersebut memiliki kedalaman kurang lebih tiga meter dan lebar tujuh meter.
"Sampah yang tersangkut hanya dibersihkan pada permukaannya saja. Pengendapan sampah yang terjadi di dasar jaring tidak dibersihkan karena terlalu dalam. Pengendapan tersebut membuat air tidak bisa mengalir dengan baik ke hilir sehingga menimbulkan luapan yang dapat menggenangi wilayah Banjar Abiantimbul," kata politikus Partai Golkar ini, Kamis (26/12/2019).
Menurutnya, pemerintah seharusnya membuat jaring otomatis yang bisa dibuka tutup ketika ada pengendapan terjadi di dasar jaring untuk menghindari terjadinya banjir.
Apalagi saat ini sedang memasuki musim penghujan.
"Harusnya buat yang otomatis. Mereka ingin membuat solusi tetapi malah menimbulkan masalah baru. Seperti jaring di Taman Pancing kan bagus karena menggunakan mesin otomatis. Seharusnya di sana juga harus begitu," katanya.
Selain jaring yang tidak efektif, petugas di lapangan juga sangat minim yang membuat pembersihan sampah menjadi terlambat hingga menumpuk pada jaring.
"Sekarang hanya dua petugas yang terlihat membersihkan setiap hari. Januari 2020 kan biasanya hujan terus, takutnya kan banjir," katanya.
Ia juga meminta agar di hulu ditempatkan jaring lagi agar tak menumpuk di jaring yang ada di Banjar Abiantimbul.
Dikonfirmasi Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Denpasar, Ida Ayu Tri Suci mengatakan jaring tersebut bukan dibuat oleh PUPR.
Melainkan dibuat oleh Balai Jalan Nasional saat melakukan pelebaran Jalan Imam Bonjol.
"Kami juga agak kesulitan membersihkan sampah di sana karena terlalu dalam. Jaring tersebut dibuat permanen sesuai dengan desain yang mereka miliki sendiri. Bahkan, hingga kini untuk operasional kawasan tersebut belum diserahkan ke PUPR Kota Denpasar," katanya.
Pihaknya pun mengaku masih kewalahan dan saat ini pihaknya hanya membantu dalam hal pengangkutan dan tidak menempatkan petugas khusus di sana.
Terkait penambahan jaring di hulu Tukad Teba, pihaknya masih harus melakukan koordinasi lebih lanjut mengingat, jika ada penambahan jaring juga harus ada penambahan personil.
Sementara personil saat ini sangat minim yakni 200 petugas dengan jumlah armada 15 unit.
"Ya kami harus koordinasi dulu dengan atasan, semoga tahun 2020 nanti bisa terealisasi," katanya. (*)