TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Sejumlah kegiatan pembangunan dan perbaikan di Bangli masih tetap berjalan meski di tengah pandemi Covid-19.
Seperti di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli.
Kegiatan pembangunan bahkan kini telah mencapai progres penyelesaian 50 persen.
Kepala Dinas PKP I Wayan Sarma mengungapkan, ada dua kegiatan yang bersumber dari APBN TP (Tugas Pembantuan) dari Kementerian Pertanian.
Diantaranya kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), serta pembangunan embung.
Disebutkan, total anggaran seluruh kegiatan itu sebesar Rp 1,6 miliar.
“Untuk kegiatan rehabilitasi anggarannya sebesar Rp 660 juta, sedangkan pembangunan embung, anggarannya sebesar Rp 600 juta,” ujarnya, Rabu (20/5/2020).
Sarma menyebut, kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi menyasar 600 hektare di 16 subak yang tersebar pada empat kecamatan.
Antara lain enam subak di Kecamatan Bangli, lima subak di Kecamatan Susut, empat subak di Kecamatan Tembuku, dan satu subak di Kecamatan Kintamani.
“Subak yang terpilih ini mengalami kerusakan jaringan tersier. Meskipun mengalami kerusakan, dampaknya tidak sampai mengakibatkan lahan tidur,” ucapnya.
Lanjut dipaparkan, tujuan perbaikan jaringan irigasi tidak lain untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
Sebab dengan perbaikan jaringan irigasi, kata Sarma, debit air untuk keperluan pertanian menjadi tercukupi.
Tujuan lain adalah untuk mengurangi air yang terbuang, sehingga dari semula IP hanya 200, diharapkan meningkat menjadi 250.
“Artinya, jika dalam setahun lahan sawah hanya mampu ditanami padi sebanyak 2 kali, dengan perbaikan jaringan irigasi ini diharapkan mampu ditanami lebih dari dua kali. Walaupun tidak sampai masa panen,” ujarnya.
Selain RJIT, pihaknya juga mendapatkan anggaran dari APBN TP untuk pembangunan embung di lima titik.