Laporan Wartawan Tribun Bali, M Firdian Sani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir, para tenaga medis terus berjibaku menghalau laju pertumbuhan virus yang muncul di akhir tahun 2019 ini.
Meski telah menggunakan APD lengkap, risiko rentan tertular tetep ada bagi mereka tenaga medis yang langsung bersentuhan dengan pasien covid 19.
Seperti kabar yang beredar belakangan ini, jika ada beberapa tenaga medis atau dokter di Rumah Sakit Sanglah, Bali terjangkit virus corona.
Kabar itu langsung dikonfirmasi oleh pihak Rumah Sakit Sanglah.
• Koster Ingin Ekonomi Bali Tak Hanya Bergantung dari Pariwisata, Akademisi:Harus Tercermin dalam APBD
• Bupati Banyuwangi Paparkan Skema New Normal di Webinar Kemendagri dan Kemenpan RB
• Semua Wilayah Terpapar Covid-19, Bali Tak Masuk 102 Daerah yang Akan Terapkan New Normal
Seperti apa yang diutarakan Dr. dr. I Ketut Surya Negara, Sp.OG(K), MARS. selaku Plt. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah, bahwa ada tiga tenaga medis atau dokter residen RSUP Sanglah terpapar virus covid 19 diduga karena tertular lewat pasien.
"Saat ini memang betul informasinya bahwa ada ada tenaga medis kita yang terkonfirmasi positif covid-19. Jadi ada tiga peserta didik kita yang terkonfirmasi positif covid hasil swabnya," katanya dalam keterangan pers, Rabu (3/6/2020).
Mereka kini masing-masing dalam perawatan, dikatakannya bahwa ketiganya tanpa gejala dan diduga kuat tertular saat melakukan pelayanan terhadap pasien.
"Saat ini mereka sedang dirawat di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, atau di ruang isolasi, ada juga yang isolasi mandiri. Dan yang satunya dirawat di Rumah Sakit PTN Unud di Jimbaran. Mereka semua tanpa gejala mungkin mendapatkan virus saat melayani pasien," paparnya.
Ketiga pasien juga masih dalam pemantauan pemulihan, para petugas sudah melakukan pemeriksaan swab untuk mengetahui perkembangan lanjutan.
"Jadi perkembangan dalam proses perawatan dalam kondisi baik, dan kita sudah lakukan pemeriksaan swab dalam mengupdate kondisi pasien tersebut. Kita masih menunggu, ya mudah-mudahan hasilnya negatif," tuturnya.
Sebelumnya juga terkonfirmasi ada satu tenaga kesehatan yang terpapar covid 19, kabar baiknya dr. Ketut Surya mengatakan jika saat ini kondisi yang bersangkutan telah membaik.
"Kita sudah lakukan monitoring dengan ketat, dan sekarang masih dalam perawatan dan syukur sudah membaik kondisinya," ucapnya.
Terkait kian rentannya tenaga medis terpapar virus covid 19 di rumah sakit, RSUP Sanglah akan memperketat serta melakukan perbaikan dalam meningkatkan kewaspadaan guna mencegah penularan transmisi lokal pada petugas medis.
Yang pertama, RSUP Sanglah akan meningkatkan perlindungan kepada Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dengan cara mengatur jadwal praktek, hal ini sudah mereka koordinasikan dengan dekan FK Unud serta ketua program studi di departemen masing-masing.
• Empat Warga Banyuwangi Masuk Bali Lewat Jalur Laut, Hindari Pemeriksaan Gilimanuk Diringkus Polairud
• MUI Sudah Keluarkan Fatwa Shalat Jumat Bergelombang Tak Diperbolehkan, Begini Penjelasannya
• Kapolri Beri Kenaikan Pangkat Ke Polisi yang Lumpuhkan Pelaku Penyerangan dan Bakar Mobil Patroli
"Jadi kita berikan mereka kesempatan untuk beristirahat, jadi mereka berjaga pun tidak boleh setiap hari, itu agar sudah diatur oleh masing-masing prodi di lingkungan departemen Rumah Sakit Sanglah," paparnya.
Yang kedua, RSUP Sanglah akan melakukan pemeriksaan swab atau screening kepada tenaga medis atau peserta didik di RS Sanglah maupun yang ada di Rumah Sakit Udayana.
"Kita akan melakukan pemeriksaan swab atau screening khusus peserta didik kita. Jadi seluruh peserta didik yang ada di Rumah Sakit Sanglah termasuk yang ada di Rumah Sakit Udayana. Kita akan lakukan itu dengan secara berkala sesuai dengan prioritasnya," jelasnya.
Selain itu, RS Sanglah juga akan melakukan tes swab atau screening kepada tenaga non-medis.
"Kemudian juga dengan tenaga non medisnya yang ada di rumah sakit, jadi kita akan lakukan untuk pemeriksaan screening apakah ada yang terpapar covid 19 ini atau tidak. Jadi kita sudah menyusun jadwal merencanakan setiap petugas kita tenaga kesehatan kita akan dilakukan pemeriksaan swab secara berkala," urainya.
Kemudian yang keempat, RS Sanglah akan melakukan rapid tes bagi pasien yang baru masuk rumah sakit supaya meminimalisir penyebaran.
"Jadi untuk pasien sendiri, itu nanti dalam hal kedepannya adalah kita akan melakukan rapid tes. Jadi setiap pasien yang masuk itu harus melakukan screening atau rapid test," jelas dia.
Kelima, RSUP Sanglah memperketat sistem operasi, khususnya operasi elektrik. Bagi pasien yang akan melakukan operasi elektrik maka diwajibkan dahulu untuk tes swab, minimal dua hari sebelum operasi berlangsung.
"Intinya pasien-pasien yang akan melakukan operasi elektrik itu, sudah melakukan tes swab terlebih dahulu sebelum dia melakukan operasi. Jadi itu kebijakan kita dalam operasi elektrik. Kemudian juga untuk penjadwalan operasi tidak sepadat yang dulu, pemakaian ruangan tidak akan seperti sebelumnya, akan kami batasi," ungkap dia.
Yang terakhir, RS Sanglah akan memperketat pemakaian APD dari tenaga medis, khususnya bagi dokter-dokter spesialis, yang bertugas di poliklinik, rawat jalan, inap, yang akan mendapat upgrade APD satu level lebih tinggi dari APD sebelumnya.
"Jadi pemakaian APD khususnya bagi dokter spesialis yang menangani langsung maka akan menggunakan APD satu level lebih tinggi daripada APD sebelumnya. Kemudian untuk tenaga kita yang ada di poliklinik, rawat jalan, rawat inap juga akan kita tingkatkan penggunaan APDnya. Dalam hal ini sudah tentu kebutuhan APD akan dikoordinasikan dengan pihak terkait," papar dia. (*)