Corona di Bali

Dampak Ditutupnya Obyek Pura Puseh Selama Pandemi,Desa Adat Batuan Kehilangan Pendapatan Rp 2 Miliar

Penulis: I Wayan Eri Gunarta
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pura Puseh Batuan ditutup

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar selama ini dikenal sebagai desa yang makmur, dengan pendapatan dari kunjungan turis ke Pura Puseh Batuan, yang selama ini memiliki daya tarik wisata karena menjadi Pura Puseh tertua di Bali.

Selama pandemi covid-19, pura tersebut ditutup, dan hanya bisa dimasuki masyarakat yang melakukan persembahyangan.

Dampaknya, potensi pendapatan yang hilang selama tiga bulan terakhir ini mencapai Rp 2 miliar.

Jro Bendesa Batuan, I Made Djabur, Kamis (4/6/2020) mengatakan, Pura Puseh Batuan ditutup untuk mematuhi imbauan pemerintah, sebagai upaya pemutusan mata rantai covid-19.

Akibat Gempa Bumi 6.0 SR Semalam, Nihil Kerusakan di Denpasar dan Tidak Tercatat Ada Gempa Susulan

Cok Ace Sebut Pariwisata Bali Pascapandemi Covid-19 Momentum Tepat Galakkan Transaksi Non-tunai

Presiden Jokowi Naikkan Target Pemeriksaan Spesimen Covid-19 jadi 20.000 Per Hari

Selama ini, pura hanya bisa dimasuki oleh masyarakat yang melakukan persembahyangan.

 Pada kondisi biasa, setiap harinya pura yang menyajikan wisata religius ini rata-rata didatangi wisatawan sebanyak 1.000 orang.

Selama ini, wisatawan yang datang ke pura tersebut didominasi oleh wisatawan China.

Kata dia, pasca ditutup, potensi pendapatan yang hilang sekitar Rp 2 miliar.

Namun pihaknya tidak menjadikan hal tersebut sebagai beban, lantaran penutupan ini dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada krama, dan berharap bisa berperan dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19.

“Potensi pendapatan yang hilang sekitar Rp 2 miliar,” tandasnya.

Djabur mengatakan, kondisi ini tidak hanya dialami pihaknya, tetapi juga pengelola objek wisata lainnya di Bali.

Ini merupakan sebuah pengorbanan yang relatif besar. Karena itu, pihaknya berharap masyarakat harus tetap selalu menjalani imbauan pemerintah, dan dalam melakukan aktivitas harus mentaati protokol pencegahan covid-19, seperti memakai masker dan jaga jarak, supaya pengorbanan yang selama ini dilakukan tidak sia-sia.

 “Kami sampai apa yang telah dilakukan selama ini, menjadi sia-sia. Mari kita sama-sama memutus penyebaran corona,” tandasnya.

Terkait kapan Pura Puseh Batuan akan dibuka lagi untuk wisatawan, Djabur mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi pemerintah.

Memutus Rantai Penyebaran Covid-19 Saat New Normal, 4 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan

Liga Italia Resmi Bergulir Kembali, Penggemar Bisa Mulai Saksikan Langsung Laga Juventus Vs Lazio

BREAKING NEWS: Pelaksanaan WFH Bagi Pegawai Pemkot Denpasar Diperpanjang Mulai Esok

Kata dia, kapanpun dibuka, pihaknya sudah siap, dan tetap mengedepankan protokol kesehatan covid-19.

Tetap Bisa Bagikan Sembako Ke Krama

Meskipun telah kehilangan pendapatan secara signifikan. Namun Desa Adat Batuan tetap bisa memberikan bantuan sembako untuk 1.076 krama pengarep.

Bahkan, desa setempat telah menyalurkan bantuan tahap ketiga, Kamis (4/6/2020). Bantuan tersebut berupa 75 kilogram beras selama tiga bulan berturut-turut, dariApril, Mei dan Juni.

Jro Bendesa Batuan, I Made Djabur mengatakan, bantuan ketiga ini, belum bisa dikatakan yang terakhir.

Sebab sampai saat ini masih terdapat sejumlah masyarakatnya yang kehilangan mata pencaharian.

Selain itu, jikapun situasi akan membaik, Desa Adat Batuan tidak akan meninggalkan kramanya begitu saja. Tetapi akan memberikan dana stimulus untuk krama memulai usaha.

 “Sudah ada usul dan saran yang nantinya kami akan parumkan lagi,” ujarnya. (*)

Berita Terkini