Corona di Bali

Usaha WO Terdampak Covid-19, Helmi Cari Hiburan dengan Memungut Sampah Plastik Agar Tak Depresi

Penulis: Putu Supartika
Editor: Irma Budiarti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Helmi Yunan Mairina memungut sampah plastik untuk meredakan depresi, di Pantai Sanur, Sanur, Denpasar, Bali, Minggu (19/7/2020).

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Karena pandemi Covid-19, usaha Wedding Organizer (WO) pun ikut terdampak.

Dampak ini dirasakan Helmi Yunan Mairina, salah seorang WO Bali Wedding International yang berdomisili di Sanur, Denpasar, Bali.

Dikarenakan adanya imbauan untuk melakukan social distancing maupun physical distancing, sejak tiga bulan terakhir ia tak lagi mengurus acara pernikahan.

Banyak kliennya yang membatalkan acara yang sudah direncanakan.

Helmi yang tamatan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris ini akhirnya mencari cara menghilangkan atau menghindari depresi dengan memungut sampah plastik di kawasan Pantai Sanur.

"Saya sudah 10 tahun menggeluti job ini. Dengan pandemi ini saya merasa ditampar oleh Tuhan. Saya menangis menyesali semua, akan tetapi saya ketemu teman yang menyuruh saya meditasi untuk menenangkan diri. Lalu dia mensugesti saya untuk bangun pagi," kata Helmi, Minggu (19/7/2020).

Punya Penyakit Penyerta Masa Paru, Swab Test Positif Covid-19, PDP 140 di Buleleng Meninggal Dunia

Jembrana Tambah Dua Pasien Positif Covid-19, Total Ada 53 Kasus

Sebelum memungut sampah plastik, ia datang ke pantai di Kawasan Sanur untuk melihat matahari terbit.

Dikarenakan pantai belum dibuka, ia tak diizinkan masuk ke pantai.

Namun setelah beberapa kali mencoba, dirinya pun mendapatkan izin masuk pantai.

Ketika di pantai ia melihat dua orang tukang bersih-bersih yang mengubur sampahnya di pasir.

"Saya kan merasa itu tidak baik, dan akhirnya saya bantuin memungut sampahnya," kata Helmi yang telah bergelut selama 10 tahun menjadi WO.

Dari sanalah ia mendapat sebuah jalan untuk menghilangkan depresinya, yakni dengan memungut sampah plastik di pantai.

Helmi pun mengaku melakukan kegiatan ini setiap hari saat pagi hari.

Dua Pekan Lagi BRSU Tabanan Operasikan Lab PCR, Hasil Swab Test Bisa Diketahui Dalam Hitungan Jam

Pemkot Tampik Kasus Positif Covid-19 di Denpasar Semakin Tak Terkendali

"Untuk memungut sampah ini saya ikhlas. Karena ini adalah good think bagi saya. Memungut sampah bisa sambil melihat sunrise, juga melihat senyum pembersih pantai. Kalaupun tidak dapat sunrise, ya ini adalah hal yang sangat baik agar anak cucu bisa menikmati pantai tanpa plastik, walaupun tidak secara langsung," katanya.

Niat baik yang dilakukan Helmi itu kerap mendapat tanggapan yang kurang mengenakkan.

Ia sering dianggap sebagai pemulung, bahkan tak sedikit pula yang meremehkan kegiatan yang ia lakukan tersebut.

Namun ia selalu sabar dan itu ia lakukan agar dirinya memiliki kesibukan dan depresi yang sempat ia alami tidak muncul lagi.

"Ya wajarlah, saya saat ini dianggap pemulung karena kegiatan saya memungut sampah plastik. Tapi yang jelas saya senang melakukan ini. Ini untuk diri saya, bentuk syukur saya kepada Tuhan. Sepanjang tidak merugikan orang lain dan diri sendiri, saya lakukan," katanya.

Selain memungut sampah plastik, belakangan ia juga memiliki kesibukan lain seperti mengajar Bahasa Inggris di panti asuhan dan mengajar les privat.

(*)

Berita Terkini