TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA-Pengelolaan sampah dengan sistem TOSS (tempat olah sampah setempat) sementara ini baru diterapkan di wilayah Klungkung daratan.
Sementara di Kecamatan Nusa Penida,Bali, sampah masih dibuang di TPA.
Padahal Kecamatan Nusa Penida selama ini menjadi daerah pariwisata, dan paling banyak menghasilkan sampah hotel dan restaurant.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, AA Kirana menjelaskan, selama ini sampah di Nusa Penida memang dibuang di TPA.
• Cara Dapat Cashback Belanja Online Hingga Rp 750.000 dari Pemerintah
• Pembelajaran Praktik SMK Bisa Dilakukan di Seluruh Zona, Bangli Tunggu Surat Edaran Disdik Provinsi
• Setahun Buron, Pria Pelaku Pemerkosaan Gadis Bintaro Diringkus di Rumahnya, Ini Kata Polisi
Di Kecamatan Nusa Penida, selama ini memanfaatkan dua TPA yakni TPA Biaung di Pulau Nusa Gede dan TPA Jungutbatu di Pulau Nusa Lembongan.
"Sementara TOSS memang diterapkan di Klungkung daratan dulu, karena TPA di Klungkung daratan kurang dari 1 hektar luasannya dan sampah perkotaanya banyak. Sementara di Pulau Nusa Gede dan Nusa Lembongan luasan TPA lebih dari 2 hektar. Sampah disana masih bisa teratasi dengan TPA tersebut," ungkapnya belum lama ini.
Sementara khusus di Nusa Penida, TOSS akan fokus dikembangkan tahun 2021 mendatang.
Nantinya setiap desa di Nusa Penida diwajibkan untuk mengalokasi anggaran dana desanya untuk pengelolaan sampah.
Tidak hanya melakukan pembangunan fisik.
"TOSS di Nusa Penida kami rancang di tahun 2021 dengan format anggaran khusus. Dana desa tidak boleh hanya digunakan pembangunan fisik, tapi harus dianggarkan juga untuk penanganan sampah," jelasnya.
Kirana juga berharap nantinya, perkembangan pariwisata di Nusa Penida selama ini bisa sejalan dengan penanganan sampah hotel dan restaurant.
"Jika pariwisata maju, namun pengelolaan sampah masih buruk tentu sama saja bohong," jelasnya.
Pihaknya pun sudah menyiapkan konsep, untuk nantinya penerapan TOSS dilakukan di Nusa Penida.
Nantinya sampah plastik akan dipress, dan dikirim ke Klungkung daratan dan diterukan ke luar kota untuk diolah.
Pemkab pun kedepan akan mensubsidi biaya pengiriman sampah itu sampai ke Klungkung daratan untuk dikelola lebih lanjut.
"Nanti pengiriman sampah plastik untuk dikelola kembali yang akan kita bantu sedemikian rupa. Kalau tidak dibantu pengangkutan sampah plastik ke daratan, pihak pengelola sampah yang kita ajak kerjasama tidak mau. Karena cost untuk angkut sampah itu yang tinggi," ungkap Kirana.
7 Truck Per Hari
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, AA Kirana menjelaskan, untuk kondisi saat ini dalam sehari di Nusa Penida memproduksi sekitar 7 truck sampah per harinya.
Termasuk sampah beberapa hotel dan restaurant.
"Jumlah itu hanya desa yang kami layani, yakni di sekitar radius Kantor Camat. Ada sekitar 7 desa lah yang kami layani," jelas Kirana.
Sementara terkait sampah pariwisata, menurutnya ada beberapa hotel dan restaurant di Nusa Penida yang sudah mampu mengelola sampahnya secara mandiri.
"Beberapa hotel dan restaurant besar sudah mengelola sampahnya sendiri," jelas Kirana. (*)