Corona di Bali

Akibat Pandemi, Koster: Perekonomian Bali Perlu Ditata Ulang, Pertanian dan Kerajinan Harus Digenjot

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana
Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 di Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung, Jumat (20/11/2020) malam

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akibat pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Bali menjadi provinsi yang paling terdampak di Indonesia.

Hal ini disebabkan karena sumber utama perekonomian Bali berada di sektor pariwisata.

Akibatnya, sebagian masyarakat di Pulau Dewata yang menggantungkan perekonomian di sektor tersebut ikut terpuruk.

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, ke depan Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian serta pengembangan industri berbasis budaya Bali perlu digenjot.

Baca juga: Pelaku Curas di SPBU Benoa Sudah Rencanakan Aksinya, Dicurigai juga Persiapkan Aksi Kejahatan Lain

Baca juga: Hak Pilih Pasien Covid-19 Terancam Hilang, KPU Belum Miliki Juknis

Baca juga: Kluster Petamburan dan Mega Mendung Cetak 27 Pasien Positif Covid

"Industri untuk memperkuat pertanian dari hulu sampai ke hilir, memperkuat industri sandang serta menumbuhkan usaha kecil dan menengah dalam rangka memperkuat industri kerajinan rakyat," kata Koster.

Hal itu Koster ungkapan pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 di Inaya Putri Bali, Nusa Dua, Badung, Jumat (20/11/2020) malamĀ 

Dirinya berkeyakinan, dengan adanya penataan ulang ini, perekonomian Bali akan menjadi lebih sehat dan berimbang.

Menurutnya, tidak perlu mempertentangkan antara pariwisata dengan pertanian maupun pariwisata dengan industri.

"Tiga-tiganya bagus dan semuanya itu sebenarnya adalah satu sama lain saling mendukung, melengkapi, memiliki keterkaitan yang sangat kuat," terangnya.

Baca juga: Soal Kebijakan Belajar Tatap Muka Saat Pandemi Covid-19, Ini Pesan Doni Monardo

Baca juga: Setelah Sepakbola, Kini Agen Pemain Gabriel Budi Kembali Suplai Pemain untuk Tim Basket Bali United

Baca juga: 4 Pernyataan Pangdam Jaya Terkait Habib Rizieq dan FPI, Copot Baliho Hingga Bubarkan FPI

Koster mengungkapkan, kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional mencapai hampir 40 persen pada tahun 2019.

Kontribusi itu ditopang dari wisatawan mancanegara mencapai 6,3 juta orang dan wisatawan domestik/nusantara 10,5 juta orang.

"Ini menjadi fundamental perekonomian Bali. Sehingga sekarang ini, begitu pariwisata terganggu karena pandemi Covid-19, otomatis Bali menjadi paling terdampak," tuturnya.

Kemudian berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng ini mengatakan bahwa hal itu menjadi persoalan bersama yang mesti dihadapi dengan penuh kesabaran.

"Kita harus bersabar, mungkin kita sedang diuji secara bersama-sama untuk melakukan introspeksi. Introspeksi terhadap apa yang telah berlangsung selama ini, agar ke depan kita bisa melakukan penataan secara baik. Bali ini agar betul-betul bisa dibangun dengan kekuatan sumber daya yang ada di wilayah ini," tuturnya.

Untuk itu, Koster mengajak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersinergi untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali yang tengah terpuruk akibat pandemi.

"Sinergi semua pihak sangat diperlukan dalam mewujudkan Bali Bangkit. Saya sudah punya skema untuk Bali Bangkit, mendorong Indonesia Bangkit di mulai dari Bali," jelas pria yang sebelumnya duduk di kursi DPR RI ini.

Koster mengatakan, dengan perkembangan kasus Covid-19 belakangan ini, sebenarnya Bali sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara.

Akan tetapi karena kebijakan (pemerintah) pusat yang belum mengizinkan, maka pihaknya harus bersabar.

Yang pasti, dirinya mengaku sudah berkoordinasi untuk menyiapkan sistem dengan para pelaku usaha pariwisata di Bali agar betul-betul tertib di dalam menerapkan protokol kesehatan.

Dalam hal tersebut, Koster menilai peran Kadin sangat diperlukan guna mendukung rencana dan skema Pemprov Bali dalam menyiapkan diri menyambut wisatawan mancanegara.

"Saya berharap agar pelaku ekonomi di Bali betul-betul bisa bersinergi, bekerja sama dengan baik, dengan Kadin maupun juga dengan Pemerintah Provinsi Bali," pintanya.

Sementara Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, walaupun di tengah pandemi, sebagai pengusaha harus tetap bersemangat dan berusaha berbagai hal, beradaptasi dan berinovasi di tengah tantangan ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia.

"Kita tahu Bali mengalami tekanan ekonomi paling besar ketimbang provinsi lainnya di Indonesia, karena Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kondisi ekonomi saat ini dalam keadaaan luar biasa," kata dia.

Baginya, proses berbisnis di tengah pandemi Covid-19 ini harus dijalankan tidak seperti biasa, yakni harus bekerja secara extra ordinary out of the box dalam rangka bertahan sambil menunggu proses vaksinasi berjalan pada 2021. (*)

Berita Terkini