Berita Bangli

Kasus Bunuh Diri di Bangli dan Bali Meningkat di 2020, Berikut Ini Data Lengkapnya 20 Tahun Terakhir

Penulis: Muhammad Fredey Mercury
Editor: Kambali
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

Laporan Wartawan Tribun Bali, Muhammad Fredey Mercury dan Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Peristiwa bunuh diri di Bangli masih menjadi kasus tertinggi setiap tahunnya.

Bahkan kematian akibat bunuh diri ini mengalami peningkatan di tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019. 

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan, Selasa (29/12/2020).

Ia menyebutkan peristiwa bunuh diri dengan cara gantung diri pada tahun 2020 ini tercatat sebanyak 20 kejadian.

Baca juga: Kadis Pendidikan Buleleng Segera Datangi Yayasan TKP Bunuh Diri Pelajar, Diduga Gara-gara HP

Jumlah tersebut mengalami peningkatan tren sebanyak delapan kejadian atau 66,6 persen dibandingkan tahun 2019, dengan 12 kasus.

"Pemetaan kasus gantung diri ini hampir 90 persen karena sakit menahun. Lainnya karena masalah keluarga," ujarnya. 

Sementara kematian akibat lakalantas, lanjut Kapolres, pada tahun 2020 ini terjadi penurunan dibandingan tahun 2019.

Di mana selama tahun 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas tercatat sebanyak 75 laporan dengan 15 orang diantaranya meninggal dunia.

Baca juga: Disdikpora Buleleng Bakal Datangi Yayasan Dana Punia, Buntut Kasus Bunuh Diri Siswa SMP

Sementara pada tahun 2020, tercatat 62 laporan kecelakaan dengan 10 orang yang meninggal dunia. 

"Dari perbandingan jumlah laporan kecelakaan yang masuk, terjadi penurunan sebanyak 17,3 persen. Sedangkan perbandingan data jumlah korban yang meninggal dunia, penurunannya mencapai 33,3 persen," ungkapnya. 

Kasus Bunuh Diri di Bali selama 20 Tahun

Angka kematian akibat bunuh diri pada dua puluh tahun belakangan di Provinsi Bali dari Tahun 2000 hingga 2020 mengalami peningkatan yang signifikan.

Hal tersebut mendorong, Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) yang selaku psikiater senior di Bali yang juga pendiri dan penganggas Suryani Institute For Mental Health, membuat buku dengan judul Hidup Bahagia Perjuangan Melawan Kegelapan.

Ia tak sendiri menulis buku tersebut, namun bersama dengan psikiater muda lainnya, Cokorda Bagus Jaya Lesmana.

Baca juga: Habisi Nyawa Tiga Buah Hati, Ibu 30 Tahun Meninggal, Sempat Coba Bunuh Diri

Halaman
12

Berita Terkini