Berita Buleleng
Disdikpora Buleleng Bakal Datangi Yayasan Dana Punia, Buntut Kasus Bunuh Diri Siswa SMP
Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang siswa SMP kelas VIII, KEB (14) mendapat perhatian Disdikpora Buleleng
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang siswa SMP kelas VIII, KEB (14) mendapat perhatian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
Rencananya pihaknya akan mendatangi tempat tinggal sementara anak tersebut di Yayasan Dana Punia di Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Bali pada Selasa (29/12/2020).
Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika mengatakan, kedatangan pihaknya ke yayasan tersebut untuk mengetahui secara pasti latar belakang korban sehingga nekat melakukan aksi bunuh diri.
Baca juga: Selama Pandemi, Indonesia Kehilangan Daya Beli 374,4 Triliun, Bali Akan Jadi Contoh Quality Tourism
Baca juga: RR Paksa Seorang Cewek di Buleleng Berbuat Mesum, Ancam Akan Sebar Foto Syur Korban
Baca juga: Dua Hari Nenek 90 Tahun Belum Ditemukan, Pencarian Dilakukan Secara Niskala dengan Membunyikan Gong
"Sampai saat ini permasalahannya kami belum tau pasti. Ada indikasi katanya bunuh diri karena tidak diberikan ponsel oleh orangtuanya," ucap Astika.
Astika pun menyebut, sarana dan prasarana untuk melakukan proses pembelajaran secara daring yang ada di yayasan tersebut sejatinya sudah sangat memadai.
Sehingga Astika mengaku belum mengetahui pasti alasan korban meminta ponsel kepada orangtuanya, apakah akan digunakan untuk belajar, atau untuk kepentingan lain.
Baca juga: Pegawai Bank di Kuta Ditemukan Tewas Mengenaskan di Rumahnya, Keluarga Ungkap Sosok Korban Ini
Baca juga: Gede Yogi Syok dan Histeris Lihat Pacarnya Tewas Mengenaskan, Ada 25 Luka Tusuk, Begini Kata Polisi
Baca juga: Di Bali Menteri Bappenas: Selama Pandemi Covid-19, Indonesia Kehilangan Daya Beli Rp 374,4 T
"Lembaga ini (Yayasan) kan sarana dan prasarananya sudah memadai betul untuk menunjang proses pembelajaran secara daring. Nanti akan kami jajagi lembaga tersebut, untuk mengetahui apa sih latar belakang anak ini sehingga nekat gantung diri," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar yang masih duduk di bangku kelas VIII di salah satu SMP swasta di Buleleng, berinisial KEB (14) nekat bunuh diri.
Diduga pelajar asal Kintamani, Bangli ini bunuh diri akibat bertengkar dengan orangtuanya terkait masalah ponsel.
Baca juga: Bermula dari Penyelidikan Penjualan Online, Pelaku Pencuri Mesin Traktor Berhasil di Bekuk Polisi
Baca juga: Menparekraf Harapkan Poltekpar Bali Tingkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Baca juga: Menparekraf Akan Perjuangkan Kelanjutan Dana Hibah Pariwisata & Soft Loan Rp 9,9 Triliun Untuk Bali
KEB bunuh diri di Lingkungan Banyuning Barat, Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, pada Minggu (27/12/2020) sore.
Jenazahnya pertama kali ditemukan oleh dua orang temannya, yang saat itu sedang membuang sampah di sebelah utara gudang yang ada di panti asuhan tersebut.
Keduanya pun tiba-tiba dibuat terkejut saat mendapatkan korban sudah dalam keadaan tewas, dengan posisi tubuh tergantung, serta leher terjerat seutas tali nilon.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol I Made Santika dikonfirmasi Senin (28/12/2020) mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis Puskemas Buleleng III, korban murni meninggal dunia akibat bunuh diri, dengan ciri-ciri lidah menjulur, mata mendelik, serta terdapat bekas lika jeratan di bagian lehernya.
Di saku celana korban juga ditemukan sebuah surat, yang ditulis oleh korban sebelum melakukan aksi bunuh diri.
Dalam surat tersebut intinya korban meminta maaf kepada teman-temannya karena telah mengambil keputusan yang salah (bunuh diri,red).