Sugianitri mengaku sebagai ajudan, hanya sebagai tukang beli kue, makanan, dan buah-buahan yang disenangi Bung Karno.
Ia menceritakan, Bung Karno paling menyukai kue lemper, buah rambutan, dan jika makan harus ada kecap merek tertentu yang pabriknya ada di Blitar, kota kelahiran Putra Sang Fajar itu.
"Kalau ada yang bilang bahwa Bung Karno memiliki uang miliaran saat presiden, saya tertawa dalam hati. Mereka tidak tahu, pernah sekali waktu Bung Karno meminta saya membelikan seikat rambutan," terangnya.
Namun Soekarno mengaku tidak memiliki uang.
"Waktu itu saya bilang, mana uang untuk membelinya. Bung Karno tidak punya uang. Saya tahu persis, karena saya yang biasanya memegang untuk membeli makanannya," kata Sugianitri.
Hingga Peristiwa G30S terjadi dan Soekarno diamankan.
"Setelah peristiwa Gestok (G30S), saya mendampingi Bapak Presiden sampai diamankan. Setelah serah terima kekuasaan, Ibu Tien (Istri Soeharto) meminta supaya saya ikut menjadi ajudan. Saya tidak mau, karena waktu itu Bung Karno dibilang pemberontak," kata Nitri.
Cerita Kunjungan Soekarno ke Bali
Sugianitri juga menceritakan tentang kejadian pada pertengahan tahun 1950-an, saat Soekarno sebagai Presiden RI berkunjung ke Bali dalam acara malam kebudayaan.
Dalam kunjungannya itu dia disuguhkan tarian Bali, tanpa disangka Soekarno tertarik dengan seorang penarinya.
Tidak berselang lama Soekarno mendatangi rumah penari ini.
Namun siapa sangka cinta Soekarno bertepuk sebelah tangan.
"Saya masih ingat saat itu pak Soekarno datang ke rumah tante saya, dia masuk ke gang-gang sempit," kata Ni Luh Putu Sugianitri kepada Tribun Bali seperti dikutip dari artikel Tribun Bali yang tayang pada 9 Agustus 2017, berjudul: Kisah Cinta Presiden Soekarno, Ditolak Penari Bali Demi Pria Ini, Sekarang Jadi Suaminya.
Rumah penari ini berada di wilayah Kecamatan Denpasar Barat.
Nitri panggilan akrab Ni Luh Putu Sugianitri mengatakan untuk menjaga privasi keluarganya, dirinya tidak menyebut nama penari yang dimaksud.