"Sampai sekarang saya masih ingat betul wajahnya," terangnya.
Kejadian ini saat dia masih belum menjadi polisi.
Namun siapa sangka takdir kemudian mempertemukan Nitri dengan Soekarno pada tahun 1965.
Nitri yang tamatan sekolah kepolisian polisi wanita angkatan ke 3 ini ditugaskan sebagai ajudan Soekarno usai lulus tahun 1964.
"Setelah cukup akrab dengan bapak, saya sempat ceritakan kejadian penolakan itu, dia (Soekarno) tertawa-tawa saja," terangnya.
Soekarno pun tidak menyangka kalau wanita yang ditaksirnya ini adalah tantenya Nitri.
Menurutnya pasca tahun 1965 hampir semua pengawal atau ajudan Soekarno sangat dekat dengan Soekarno dan keluarganya.
"Bagaimana tidak dekat, bapak saat itu gak boleh kemana-mana, tidak boleh menerima tamu juga. Jadi setiap hari di rumah saja nemeni keluarga pak Karno," terangnya.
Bahkan soal kedekatan ini dia sempat masuk dalam sebuah surat kabar yang terbit di jaman orde baru.
Demikian sepenggal kisah Ni Luh Putu Sugianitri saat menjadi ajudan Soekarno.
Kini, ia pergi untuk selamanya.
Sugianitri dikabarkan meninggal karena penyakit kista dan anemia. (*)