Namun, kendala yang dihadapi adalah bahwa pemerintaah pusat hanya mendapingi dana 30-40 persen, sedangkan anggaran di daerah masih belum bisa mensupport secara penuh dan dirasa sangat berat.
"Saat ini masih fokus proses presentasi masing-masing event yang diajukan. Yang tidak lolos adalah sport tourism yang bekerjasama dengan KONI. Kegiatan tersebut mengundang beberapa negara dan dilakukan di pesisir pantai seperti contohnya Surfing. Namun, karena situasi dan memerlukan anggaran besar yakni Rp 6 Miliar sudah tidak lulus dalam tahap awal," jelasnya.
Disinggung mengenai jika 5 event tersebut lulus di pusat,
Sukanada menyatakan para panitia sudah melakukan persiapan terkait event tersebut dan akan menyesuaikan pelaksanaannya di tengah pandemi.
Nanti akan dilaksanakan tidak serta merta secara offline saja, melainkan diselingi dengan online.
Terpenting, ajang aktivitas bisa terlaksana dan promosi bisa dilakukan kemudian masuk di event nasional.
Kemudian untuk anggaran, para panitia juga mengharapkan pemerintah pusat mensupport secara penuh, mengingat di Anggaran Daerah sudah tidak memungkinkan.
"Sehingga antara optimis dan pesimis sebenarnya. Optimis dalam artian kita sufah siap melaksanakan event tersebut, kemudian pesimisnya apakah dengan anggaran pusat memungkinkan untuk itu," ungkapnya.
• Sempat Mengeluh Sakit Dada, Manager Operasional DTW Tanah Lot Toya Adnyana Meninggal Dunia
• Kunjungan Wisnus DTW Tanah Lot Hari Pertama Tembus 1.524 Orang
Jika Lulus, Tabanan Masih Memikirkan Pelaksanaannya
Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, I Gede Sukanada menyatakan, jika disetujui pihaknya masih memikirkan hal tersebut dari segi anggaran.
Sebab, jika nanti disetujui pihak pusat, Dinas Pariwisata Tabanan sendiri mengakui ada kendala untuk pelaksanaan.
Contohnya di DTW Tanah Lot saat ini memang masih sangat berat untuk operasionalnya saja. Hal itu disebabkan kunjungan yang masih belum maksimal.
Sehingga, dengan kondisi tersebut pihaknya berusaha meyakinkan pemerintah pusat untuk mensupport daerah, terlebih lagi program ini merupakan upaya pengembalian budaya pariwisata. Diharapkan Bali menjadi prioritas.
"Kita keterbatasan anggaran, contohnya di DTW Tanag Lot masih sangat berat untuk operasionalnya. Sehingga diharapkan sekali pemerintah pusat mensupport. Apalagi Bali yang notabene memberikan kontribusi positif pada pariwisata, sedangkan tak bisa memberikan dukungan event dirasa sangat lucu," sentilnya.
Meskipun begitu, pihak Dispar Tabanan tetap mengharapkan lima event di Tabanan ini dinyatakan lulus.
Mengingat, kegiatan penyelenggaraan event ini merupakan salah satu program revitalisasi dari pariwisata Indonesia khususnya Bali.
"Intinya kita harapkan semua lulus (5 event). Kemungkinan pertengahan bulan April sudah ada keputusan final. Selain itu harapannya, ada support dari pemerintah pusat," tandasnya.