Tidak jarang pasien mengamuk.
Sementara adik dari nenek tersebut berjualan karpet di ruko di depan tempat tinggal tersebut yang juga dengan kondisi tidak layak dan penuh debu.
Sang keponakan meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar untuk menangani GSI.
BPBD berkoorinasi dengan Damakesmas Denbar 2 untuk menangani pasien yang dalam kondisi memprihatinkan itu.
Petugas medis Damakesmas Denbar 2, Novi, Rabu 24 Maret 2021, menjelaskan, kondisi nenek itu lemah, kesadaran menurun sejak pagi, napas berat, tampak tidak terawat, serta terdapat banyak belatung di baju dan celana.
Oleh petugas Damakesmas Denbar 2 nenek GSI dirujuk menuju RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Kasubag Hukum dan Humas RSUD Wangaya Kota Denpasar, AA Ngurah Suastika mengatakan, pihaknya telah menerima pasien atas nama GSI tersebut, Selasa malam.
Saat ini nenek tersebut sudah mendapat penanganan terkait lukanya yang sempat dihinggapi belatung.
"Pasien dirawat di RSUD Wangaya dari kemarin malam 23 Maret, Kondisi pasien hari ini (kemarin, Red) 24 Maret, terdapat luka pada bokong, ada belatung, tapi sekarang sudah dirawat. Sudah bersih dari belatung. Dan luka pada betis kanan sudah juga tetawat dengan baik," ungkapnya.
Sementara saat ini, keponakan nenek tersebut telah datang ke RSUD Wangaya dan langsung menjaga nenek tersebut pada salah satu kamar rawat inap.
Berdasarkan data yang dihimpun, GSI hanya tinggal bersama saudara sekandungnya berinisial SA (58), keduanya belum berkeluarga, sementara orangtuanya sudah meninggal dunia dan diwariskan kepada dua bersaudara ini.
Selama ini dua bersaudara ini diberi makanan oleh sanak keluarga lain/keponakannya dengan dikirimkan.
Namun keponakan seringkali hanya menyampaikan makanan kepada sang adik di depan toko sehingga tidak mengetahui kondisi bibinya.
Nyoman Sarji menuturkan, bahwa terakhir kali melihat GSI sekitar dua bulan yang lalu.
GSI sendiri dikenal warga sekitar seperti mengidap gangguan kejiwaan.