Berita Bangli

Harga Daging Ayam di Bangli Bali Naik Jadi Rp 45 Ribu Per Kilo, Dinas Sebut Bertahan Hingga Kuningan

Penulis: Muhammad Fredey Mercury
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang ayam potong di Pasar Kidul Bangli saat menunggu pembeli. Senin (19/4)

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Harga daging ayam terus mengalami kenaikan.

Di Pasar Kidul Bangli, daging ayam diketahui mengalami kenaikan hingga Rp 10 ribu per kilo.

Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang di Pasar Kidul Bangli, Ni Made Jelih, Senin 19 April 2021.

Kata dia, kenaikan daging ayam terjadi sejak empat hari lalu.

“Awalnya harga daging ayam hanya Rp 35 ribu per kilo. Tapi berangsur-angsur naik, dan kini harganya Rp 45 ribu per kilo,” ucapnya.

Menurut Jelih, kenaikan harga ini lantaran pasokan ayam potong dari peternak cenderung minim.

Harga Ayam Kodok di Promo Superindo Rp 128 Ribuan 4 Porsi, Simbol Keberuntungan Sambut Imlek

H-3 Lebaran, Harga Ayam Boiler di Denpasar Tembus Rp 39 Ribu Per Kilogram

Jelang Lebaran Harga Ayam Boiler di Bali Makin Meroket

Kondisi ini pun berdampak pada minat masyarakat terhadap daging ayam yang mulai mengalami penurunan.

Mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi covid-19, serta jelang hari raya Kuningan.

Pihaknya berharap pasokan daging bisa kembali normal.

Sehingga harga daging ayam potong tidak semakin melambung.

“Kalau normal saya bisa jual hingga 25 kilo per hari. Tapi karena sekarang harganya naik, sehari paling hanya bisa jual 10 kilo saja,” keluhnya.

Dilain sisi, para pengusaha ayam potong juga mengalami keluhan serupa. Salah satunya Komang Gunawan.

Peternak asal Tembuku ini mengatakan, jika harga ayam potong di kalangan peternak saat ini mencapai Rp. 38 ribu per kilo.

Kondisi ini dikarenakan adanya kebijakan pembatasan jatah bibit bagi peternak.

“Dulu tiap bulan peternak dapat bibit, sekarang bisa sampai tujuh bulan baru dapat bibit. Kebijakan ini karena dulu harga daging ayam sempat anjlok akibat kelebihan suplai,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, belum ada pengaduan tentang kenaikan harga ayam.

Menurutnya, peningkatan harga karena sesuai hukum pasar di mana permintaan meningkat dan ketersediaan tetap maka harga akan meningkat.

“Begitupun sebaliknya. Jika ketersediaan tinggi sedangkan peningkatan tetap atau menurun, maka harga juga akan menurun,” jelasnya.

WIKI BALI - Harga Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran 2020 di Denpasar, Harga Ayam Boiler Kian Melejit 

Harga Ayam Potong Ditingkat Peternak Anjlok, Dijual Hanya Rp 7 Ribu per Kilogram

Selain itu, kenaikan harga juga disebabkan pengaruh harga daging babi yang mahal.

Sehingga banyak masyarakat yang beralih ke daging ayam.

“Disamping untuk hari raya Kuningan juga lebih banyak masyarakat yang menggunakan daging ayam daripada daging babi,” ujarnya.

Semetara mengenai peredaran bibit ayam, Sarma mengatakan jika keluar masuknya bibit merupakan kewenangan dari provinsi.

Ia juga menambahkan, peningkatan harga daging ayam ini diperkirakan bertahan hingga hari raya Kuningan.

"Kemungkinan hingga kuningan harganya masih stabil di Rp 42 ribu hingga Rp 45 ribu," tandasnya.

Berita Terkini