Berita Bali

Dampak Minyak Goreng Bersubsidi Rp 14 Ribu di Bali, Suci: Satu pun Tak Ada yang Beli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi minyak goreng - Dampak Minyak Goreng Bersubsidi Rp 14 Ribu di Bali, Suci: Satu pun Tak Ada yang Beli

"Kenapa bos-bos yang sudah besar dikasih subsidi sama pemerintah, kenapa ndak rakyat kecil gini dikasih subsidi? Di mana letak kebijaksanaan pemerintah kalau gitu? Masa sudah bos dikasih subsidi, sedangkan rakyat yang jualan sembako sekeprit-sekeprit gini ndak dikasih subsidi," ucapnya bertanya-tanya.

Suci mengatakan, saat sedang berjualan ada pembeli yang mempertanyakan kenapa harga minyak di tempatnya masih mahal.

Pihaknya pun mengaku belum ada penurunan, karena baru dua hari lalu datang orderan 60 dus.

"Masa dua hari saya habiskan 60 dus, kan nggak mungkin. Saya sudah SMS bosnya (distributor minyak), yang intinya menanyakan penurunan harga, karena di minimarket sudah Rp 14 ribu. Saya tidak bisa jual minyak, karena semua orang beli ke minimarket. Tapi belum ada jawaban," ungkapnya.

Saat ini, stok minyak goreng Ketut Suci masih sekitar 40 dus.

Apabila masih belum ada kepastian penurunan harga, Suci pun terpaksa mengembalikan stok minyak goreng tersebut.

"Kalau perusahaan mau menurunkan harga, saya tetap akan jual. Kalau perusahaan tidak mau menurunkan harga, sementara di minimarket harganya Rp. 14 ribu, ya saya kembalikan. Karena saya belum bayar. Toh apa yang dipakai bayar, karena saya nggak bisa jualan. Belum lagi saya harus bayar tempat di pasar. Untungnya saja jualan sembako, kalau hanya minyak saja saya mau makan apa," keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan Ni Ketut Sutriani. Sejak harga minyak goreng mahal, dirinya belum berani order minyak goreng.

"Apalagi sekarang harga turun, sedangkan di pasar masih tetap. Orang lebih memilih beli di minimarket. Walaupun pembeliannya dibatasi dua kemasan per orang, bisa saja mereka membeli di minimarket satu, dan beli lagi ke minimarket lainnya," ucap dia.

Di Jembrana, harga minyak goreng di pasar tradisional berkisar Rp 19 hingga 20 ribu.

Terkait dengan penetapan harga oleh pemerintah pusat Rp 14 ribu per liter, membuat pedagang kebingungan.

Hal itu disebabkan, penurunan harga minyak goreng sudah ditetapkan di pasar modern.

Tentu saja ini membuat masyarakat lebih memilih membeli di pasar modern, ketimbang di pasar tradisional.

Aprilia Ramadani, seorang pedagang, mengatakan, minyak goreng baru datang, kemarin.

Dia baru kemarin mendapat harga dari pabrik Rp 18 ribu, dan dijual Rp 19 ribu.

Halaman
1234

Berita Terkini