Adapun SD yang memiliki siswa positif yakni SD Muhammadiyah sebanyak 3 siswa, SD Santo Yoseph 1 sebanyak 1 siswa, SD Santo Yoseph 2 sebanyak 1 orang, SDN 8 Dauh Puri sebanyak 1 siswa, SDN 10 Pemecutan sebanayk 3 orang.
SDN 22 Dauh Puri sebanyak 1 siswa, SDN 17 Dauh Puri sebanyak 1 orang, SDN 3 Ubung sebanyak 1 orang, SD Insani Prestasi School sebanyak 2 orang.
Total siswa SD yang terkonfirmasi positif yakni 14 orang.
Selanjutnya untuk jenjang SMP terdiri atas SMPN 1 Denpasar sebanyak 2 siswa dan 1 guru, SMPN 3 Denpasar 1 siswa, SMPN 5 Denpasar 3 orang, SMPN 7 Denpasar 1 siswa, SMPN 12 Denpasar sebanyak 1 orang.
SMP Santo Yoseph 9 siswa dan 1 guru, SMP Dwijendra sebanyak 1 siswa, SMP Pelita Bangsa 1 siswa, SMP Permata Ibu sebanyak 1 siswa, SMPN 2 Denpasar 1 siswa, SMPN 9 Denpasar 2 siswa dan 1 guru, serta SMP Dharmapraja sebanyak 1 siswa.
Adapun total siswa SMP yang positif sebanyak 24 orang dan guru sebanyak 5 orang.
Serta untuk SMA/SMK yakni SMKN 5 Denpasar 4 siswa positif, SMAN 1 Denpasar 20 siswa positif, SMAN 8 Denpasar 2 siswa positif, dan SMAN 7 Denpasar 20 siswa positif dan 17 siswa OTG.
Sehingga total untuk siswa SMA/SMK sebanyak 63 orang.
“Keseluruhan siswa dan guru yang positif dari SD hingga SMA/SMK sebanyak 106 orang,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Luh Putu Sri Armini menambahkan, klaster sekolah mulai ditemukan pada 21 Januari 2022 lalu di SMAN 1 Denpasar.
Selanjutnya pihaknya melakukan tracing dan screening ke beberapa sekolah.
Baca juga: Dinsos Denpasar Siapkan 800 Paket Sembako untuk Warga yang Isolasi Mandiri
Dari hasil tersebut ditemukanlah beberapa sekolah yang siswa maupun gurunya terkonfirmasi positif.
Dengan banyaknya screening yang dilakukan terhadap siswa di sekolah, lab PCR di Denpasar pun kewalahan.
“Kami punya dua lab yakni Universitas Warmadewa dan RSUD Wangaya dan semuanya kewalahan. Yang awalnya satu hari hasil bisa keluar, sekarang bisa sampai dua hari,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan screening.