Gempa Bali

Gempa Rusak Puluhan Rumah, Atap DPRD Karangasem Jebol, Musna Trauma Tidur di Rumah

Penulis: Saiful Rohim
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasca terjadinya Gempa Bali yang berpusat di Karangasem pada 13 Desember 2022, warga setempat pun memutuskan untuk tidur di luar rumah untuk sementara waktu - Gempa Rusak Puluhan Rumah, Atap DPRD Karangasem Jebol, Musna Trauma Tidur di Rumah

Gempa bumi ini akibat aktivitas sesar naik Flores atau Flores back arc thurst.

Dilihat dari analisis mekanisme sumber gempanya, terjadi mekanisme pergerakan naik.

Gempa kembali dirasakan oleh warga Karangasem, Rabu dini hari.

Ahmad Bersih, warga Karangasem mengatakan, ia merasakan gempa tersebut saat menonton pertandingan Piala Dunia, babak semifinal antara Argentina vs Kroasia, sekitar pukul 04.00 Wita. (ful/mit/yun)

61 Kali Gempa Susulan

GEMPA yang terjadi, Selasa 13 Desember 2022, masih terus membayangi masyarakat Bali.

Walaupun diimbau untuk tidak panik karena gempa tidak berpotensi tsunami, masyarakat perlu waspada karena masih ada gempa susulan.

Hingga Rabu 14 Desember 2022, pukul 09.00 Wita, tercatat sudah terjadi 61 kali gempa susulan pasca gempa besar 5,2 SR sebelumnya.

Di saat itu pula, terekam oleh BMKG Wilayah III Denpasar terjadi gempa terakhir dengan magnitude 3,3 SR pada pukul 08.42 Wita.

Geofisikiawan BMKG Wilayah III Denpasar, Aldila menjelaskan, gempa susulan memang wajar terjadi setelah terjadinya gempa besar.

Gempa besar yang dimaksud ini adalah gempa dengan kekuatan 4,8 SR, 4,7 SR, dan 5,2 SR yang terjadi sehari sebelumnya.

“Setelah gempa besar biasanya memang akan diikuti oleh gempa susulan lainnya. Gempa susulan ini terjadi untuk melepaskan sisa-sisa energi yang terjadi pada saat gempa besar,” jelas Aldila, Rabu 14 Desember 2022.

Aldila mengatakan, bumi ini memiliki sifat yang sangat dinamis yang membuat setiap harinya akan ada pergerakan pada lempeng bumi.

Ketika lempeng itu tidak mampu lagi menahan gerakan, maka timbullah pergerakan yang disebut dengan gempa.

Aldila mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga gempa bisa dirasakan manusia. Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa gempa besar bisa dirasakan sementara gempa kecil tidak dirasakan.

“Tergantung kondisi tanah, kedalaman kondisi geografis dan masih banyak lagi. Kita perlu memperhatikan kondisi geografis di sekitar episentrum gempa tersebut,” tambahnya.

Aldila membantah tegas isu gempa di Karangasem yang dikaitkan dengan gempa dan erupsi gunung api di wilayah Jawa.

“Isi tersebut sangat tidak benar karena setiap gempa sudah ada mekanismenya,” tegas Aldila.

Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa di Karangasem merupakan gempa dangkal yang terjadi akibat adanya aktivitas Sesar Naik Flores.

Informasi ini terlihat dari lokasi episenter dan kedalaman dari gempa tersebut.

Hingga saat ini diperkirakan masih ada potensi terjadi gempa susulan, namun dipastikan tidak akan menimbulkan tsunami.

Terpisah, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan, sejak Selasa 13 Desember 2022 pukul 17.00 Wita hingga Rabu 14 Desember 2022 pagi telah terjadi 59 kali gempa susulan.

“Update susulan gempa Karangasem 5,2 Magnitudo. Telah terjadi gempa susulan sampai dengan 14 Desember 2022 Pukul 05:00 WIB, total gempa susulan sebanyak 59 gempa,” jelasnya.

Gempa tersebut paling besar berkekuatan 4,6 Magnitudo dan yang paling kecil 1,9 Magnitudo.

Adapun dampak dari gempa bumi ini mengakibatkan beberapa kerusakan ringan di rumah-rumah warga, khususnya di Karangasem.

Rentin juga mengatakan tak ada jalan yang rusak akibat gempa. (yun/sar)

Kumpulan Artikel Gempa

Berita Terkini