TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Warga Karangasem masih trauma pasca gempa, Selasa 13 Desember 2022 sore hingga Rabu 14 Desember 2022 pagi.
Beberapa warga untuk sementara membuat tenda untuk tidur di malam hari.
Ada juga yang terpaksa tidur di luar seperti di sakepat.
Diantaranya warga di Desa Tianyar serta Baturinggit, Kecamatan Kubu.
Baca juga: Pasca Gempa Bali yang Berpusat di Karangasem, Warga Tidur di Luar Rumah Sementara Waktu
Nyoman Musna Antara, warga Tianyar, mengatakan, warga takut tidur di dalam rumah pasca gempa yang menguncang Karangasem.
Apalagi epicenter gempa berada di timur laut Kabupaten Karangasem yang dekat dengan Kecamataan Kubu dan sering terjadi gempa susulan.
"Warga mulai kemarin malam membuat (tenda) di pekarangan rumah menggunakan terpal. Yang saya ketahui ada 10 KK yang buat tenda terpal. Beberapa terpaksa tidur di luar rumah," kata I Nyoman Musna Antara, Rabu 14 Desember 2022.
Perbekel Baturinggit, Gede Putu Telantik mengatakan, sebagian besar warga di Baturinggit memutuskan tidur di luar rumah untuk sementara karena kondisi tak stabil.
Gempa susulan sering terjadi. Baturinggit termasuk daerah yang kena dampak cukup signifikan.
"Rata-rata warga tidur di luar. Ada yang kasurnya dibawa keluar, dan tidur di halaman rumahnya. Ada juga yang tidur di sakepat, dan sakenam. Di sini (Baturinggit) kerusakannya cukup parah. Banyak rumah dan pelinggih yang rusak," kata Gede Telantik.
Sebagian besar keluarga tak berani tidur di dalam, khawatir rumah roboh.
Mengingat gempa susulan terus terjadi, terutama saat malam.
Warga yang memiliki anak kecil, pastinya tidur di luar.
Pihaknya berharap kondisi alam kembali stabil, sehingga masyarakat di Baturinggit merasa aman.
"Warga banyak yang masih panik dan takut. Di Baturinggit Kelod, Desa Baturinggit banyak rumah dan pelinggih warga yang rusak. Kantor Perbekel beberapa titik rusak. Kemarin gempanya sangat terasa. Makanya warga sangat waspada," kata Telantik.