Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam hal penanganan rabies di Jembrana ini.
Sebab, belakangan ini banyak ditemukan anjing liar yang tiba-tiba menyerang masyarakat.
"Kami harap jika masyarakat menemukan HPR dengan gejala rabies agar segera dilaporkan agar kita lakukan penanganan. Kami harap peran serta masyarakat Jembrana untuk memerangi rabies bersama-sama," imbaunya.
Waspada Gigitan HPR Risiko Tinggi
Sebelumnya, Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana mengungkapkan, anjing liar yang menyerang dua orang warga sekolah di PAUD wilayah Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana menjadi pelajaran.
Sebab, salah satu korbannya yakni bocah dua tahun menderita gigitan di areal wajah. Gigitan pada wajah tersebut masuk kategori gigitan risiko tinggi karena berdekatan dengan pusat syaraf.
Menurutnya, pascamenderita gigitan di areal berisiko tinggi wajib mendapat penanganan VAR tahap I.
Hal itu dilakukan sebagai antisipasi jika HPR yang menyerang nantinya dinyatakan positif. Dan jika positif, korban gigitan wajib diberikan Serum Anti Rabies (SAR).
Kemudian, kata dia, jika gigitan di luar risiko tinggi nantinya bakal tetap diberikan VAR. Begitu hasil lab menunjukan positif rabies, para korban gigitan akan diberikan VAR lengkap atau tiga tahap.
Rinciannya, VAR pertama sebanyak 2 dosis diberikan pada hari ke-nol. Selanjutnya atau 7 hari berikutnya dilakukan VAR ke 2 sebanyak 1 dosis, terakhir atau di hari ke 21 pasca gigitan dilakukan VAR ke-3 dengan takaran 1 dosis.
"Jika positif, VAR diberikan lengkap sesuai prosedur yakni tiga kali. Tapi, jika hasilnya negatif hanya diberikan VAR pertama saja," jelasnya.
Adnyana menegaskan, sejatinya kasus gigitan HPR tidak berbahaya jika penanganannya dilakukan secara baik dan sesuai prosedur.
Yang terpenting, ketika mengalami kasus gigitan HPR masyarakat tidak usah panik.
Langkah pertama harus segera mencuci luka gigitan pada air mengalir minimal 10-15 menit menggunakan sabun, karena pada selaput virus rabies terdapat lemak, sehingga dengan sabun dapat meluluhkan virus. Secara teori, langkah pencegahan itu bisa menghilangkan 80 persen.
"Kemudian, sisanya lagi 20 persen (virus) akan dihambat dengan VAR. Vaksin akan menghambat virus menuju pusat saraf," terangnya. (*)
Berita lainnya di Berita Jembrana