TRIBUN-BALI.COM - Kasus positif TBC (Tuberculosis) di Kabupaten Jembrana, semakin banyak ditemukan setiap tahunnya.
Bahkan, jumlahnya selalu meningkat dalam kurun waktu dua tahun ke belakang.
Total ada 538 orang positif TBC yang ditemukan dalam kurun waktu Januari 2021-Juni 2023 ini.
Namun begitu, peningkatan jumlah kasus yang ditemukan ini menjadi tujuan utama pemerintah.
Sebab, semakin banyak ditemukan kasus positif, bakal semakin baik karena akan lebih mudah melakukan penanganan seperti deteksi dini, pengobatan serta mencegah penularan lebih luas lagi.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jembrana, pada tahun 2021 lalu dari jumlah terduga 1.000an orang ditemikan 149 kasis orang positif TBC.
Kemudian di tahun 2022 Dinas Kesehatan semakin gencar dengan menyasar 2.200 terduga, dan mendapati 250 orang positif TBC.
Dan hingga pertengahan Juni 2023 ini, dari ribuan terduga sudah menemukan 139 orang positif TBC. Diprediksi, jumlah kasus positif tahun ini akan lebih banyak dibanding tahun lalu.
Baca juga: Kisah Surya Adhi Pradnyana, Mahasiswa yang Sukses Menjadi Pengusaha Transport di Bali
Baca juga: Bukan 2 Hari, Pemerintah Resmi Tetapkan Libur Idul Adha Jadi 3 Hari, Catat Tanggal-tanggalnya!
"Untuk penyakit TBC ini khusus atau berbeda dengan penyakit lainnya. Semakin banyak screening dan semakin banyak kasus, semakin bagus.
Sehingga kita bisa melakukan penanganan yang lebih tepat dan menekan angka penularan," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, Selasa 20 Juni 2023.
Menurutnya, peningkatan kasus dalam kurun waktu dua tahun terakhir semakin meningkat, bahkan melebihi 50 persen.
Hal ini karena program screening semakin ditingkatkan, dengan menyasar kelompok berisiko.
Kelompok yang dimaksud adalah ODHA, lingkungan kumuh, lingkungan dengan orang banyak seperti pesantren, lansia. Intinya orang yang daya tahan tubuhnya rendah.
"Tahun ini jumlah sasaran ditingkatkan lagi dari sebelumnya. Sehingga potensi peningkatan akan semakin tinggi. Hingga pertengahan Juni 2023 saja kita sudah menemukan 139 kasus orang positif TBC," ungkapnya.
Ambara mengatakan, pencegahan meluasnya penyakit menular ini melalui deteksi awal gejala TBC perlu digencarkan lagi.