Pilpres 2024

Kader PDIP Membelot Dukung Prabowo Subianto, Pengamat: Perlu Sanksi Tegas, Dipecat dari Partai

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko saat menyambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Kader PDIP Membelot Dukung Prabowo Subianto, Pengamat: Perlu Sanksi Tegas, Dipecat dari Partai

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Beberapa kader PDIP dengan terang-terangan memilih untuk membelot dan memberikan dukungan penuh untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Hal ini tentu menjadi hal yang harus ditindak dengan tegas karena PDIP sendiri sudah memiliki calon presiden diusung dalam Pilpres 2024 mendatang.

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai kalau sanksi tegas perlu diterapkan bagi kader partai yang membelot.

Pangi Syarwi Chaniago bahkan mengungkapkan bahwa ada kemungkinan untuk memberhentikan bahkan memecat kader partai yang tidak memberikan dukungan kepada calon presiden yang diusung PDIP.

Baca juga: Manuver Budiman Sudjatmiko Temui Prabowo Subianto di Kertanegara, Langkah Menyatukan Kaum Nasionalis

Diketahui sejumlah kader PDP secara tersirat mendukung Prabowo Subianto kian bertambah. Sebelumnya dukungan itu dinyatakan Effendi Simbolon, sekarang giliran Budiman Sudjatmiko.

"Karena itu memang harus ada langkah-langkah yang perlu dilakukan apakah memang sanksi yang cukup keras, tegas yang untuk diberhentikan atau dipecat di partai," kata Pangi dihubungi Kamis (20/7/2023).

Menurutnya itu menjadi upaya pemadam kebakaran agar tidak tapi tidak melebar kemana-mana.

"Itu menurut saya langkah yang harus dilakukan karena setelah diputuskan (Partai) tidak ada boleh lagi ada pendapat pribadi," jelasnya.

Pangi melanjutkan jangan ada lagi pandangan pribadi, like or dislike, pandangan dari kader-kader partai.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko Banding-bandingkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, Sebut Soal Nasionalis

"Hanya ada ruang itu sebelum diputuskan oleh partai dan setelah Ibu Megawati memutuskan bahwa Ganjar adalah calon presiden,”

“Tentu ruang diskusi, dialektika atau konsensus, sudah tidak ada lagi. Sudah tertutup rapat," kata Pangi.

Ia menegaskan bahwa apapun yang terjadi yang namanya kader itu harus tegak lurus dengan elite penentu di partai politik.

Baca juga: Kadek Diana Disiapkan Tiket Oleh Gerindra! Politikus Pecatan PDIP Tarung Ikut Prabowo Subianto

Karena elite itu yang bisa mengambil keputusan, Grassroots atau kader itu mengikuti apa yang menjadi titik penting dari partai.

"Apa lagi partai PDIP itu setahu saya, saham terbesarnya adalah Bu Mega sebagai veto player dan hubungan kader dengan ketua umum partai merupakan garis komando bukan garis putus-putus," sambungnya.

Maka apa yang terjadi hari ini, menurutnya ada pembangkangan dari kader PDIP.

Halaman
123

Berita Terkini