TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Jembrana telah mengkonfirmasi sekolah yang menjadi tempat belajar siswi yang nekat akhiri hidupnya, Kamis 26 Oktober 2023 malam.
Secara umum, siswi asal Kecamatan Jembrana tersebut tak pernah mengalami masalah dengan teman sebaya maupun dengan guru di sekolahnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, seluruh Guru BK di masing-masing sekolah diminta untuk melakukan upaya maksimal dengan pendampingan dan pembinaan terhadap siswa/siswi kategoti khusus yakni kurang perhatian orangtua dan broken home.
"Secara umum, kondisi anak tersebut (gadis 13 tahun) tidak ada masalah di sekolah. Entah dengan teman atau gurunya. Bahkan, sebelum ditemukan dengan kondisi tersebut Kamis malam lalu, yang bersangkutan masih aktif di sekolahnya. Artinya tidak ada tanda-tanda bahwa siswi tersebut bakal melakukan hal tersebut," ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat dikonfirmasi, Minggu 29 Oktober 2023.
Baca juga: Mahasiswi Asal NTT Nekat Akhiri Hidup, Beri Pesan ke Teman, Hadiri Acara Wisuda Pakai Baju Hitam
Tentunya, kata dia, peristiwa ini menjadi pelajaran sangat berharga bagi dunia pendidikan.
Ke depannya, dirinya mengakui bakal lebih memaksimalkan peran guru terutama Guru Bimbingan Konseling (BK) untuk melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap siswa yang masuk kategori khusus.
Menurutnya, kategori khusus tersebut adalah anak yang secara perilaku "nakal" dan anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga "broken home".
Terkadang, anak tersebut kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orangtuannya.
"Biasanya, anak yang nakal atau kerap bermasalah di sekolah kurang mendapat pengawasan maupun perhatian dari orangtuanya. Sehingga ini perlu perhatian, pendampingan dan pembinaan yang lebih ekstra dari anak lainnya," jelasnya.
"Tentunya peran seluruh guru terutama guru BK akan dimaksimalkan untuk memberikan pendampingan kepada anak dalam kategori khusus tersebut. Sehingga hal tak diduga bisa dicegah. Kita akan berikan pendampingan agar mentalnya stabil," tegasnya.
Di sisi lain, kata dia, peran orangtua atau wali di lingkungan rumahnya harus berperan aktif.
Sebab, jika masih dalam sekolah, pihaknya memastikan melakukan upaya maksimal dengan pendampingan maupun pembinaan.
"Selain guru, orangtua dan keluarga sangat berperan aktif dalam hal ini. Mari bersama-sama melakukan pencegahan agar hal serupa tak terulang kembali," harapnya.
Sebelumnya, gadis asal Kecamatan Jembrana yang baru berusia 13 tahun ditemukan tewas gantung diri di dalam kamar rumahnya, Kamis 26 Oktober 2023.
Tak diketahui jelas apa motif gadis tersebut melakukan hal tak diduga tersebut.
Sehingga pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih mendalam.