Berpaling ke Golkar
Di sisi lain, pasangan Anak Agung Wiranata Kusuma dan I Made Sundayana (Nata-Sunda) terpantau melakukan pendaftaran sebagai anggota Golkar Buleleng, sekaligus pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng pada Sabtu (11/5).
Sebelumnya paslon Nata-Sunda ini berencana maju dari jalur perseorangan atau independen untuk meneruskan aspirasi masyarakat yang mendukungnya.
Namun akhirnya pasangan tersebut merasa berat dengan syarat dari KPU Buleleng apabila maju lewat jalur independen.
"Untuk syarat dukungan sudah kami penuhi, ada 70 ribu KTP pendukung yang sudah dikumpulkan. Namun untuk meng-upload di Silon KPU membutuhkan waktu lama, sehari hanya bisa upload 2.000-3.000 KTP keburu kehabisan waktu," kata Sundayana.
Tak ingin mengecewakan pendukungnya, mereka memutuskan untuk maju Pilkada Buleleng melalui Golkar.
Hal ini juga dilakukan lantaran pihaknya memiliki kesamaan visi dan misi dari partai berlogo beringin itu.
"Ada peluang, kenapa tidak. Terhormat bagi kami bisa diterima dengan baik oleh Golkar. Kami ikuti aturan Golkar, kalau diperintahkan tidak usah maju lewat jalur independen ya kami ikuti. Tujuan kami mengabdikan diri untuk Buleleng," tandasnya.
Sementara AA Wiranata menyebut, keputusannya untuk menjadi kader Golkar ini telah dikomunikasikan dengan seluruh keluarga puri di Bali, dan telah mendapat dukungan.
"Panglisir kami dulunya Golkar, jadi ini seperti pulang kampung," ucapnya.
Ketua DPD II Golkar Buleleng Ida Gede Komang Kresna Budi mengatakan bergabungnya pasangan Nata-Sunda ini akan memperkuat Golkar dalam Pilkada Buleleng.
Selain Nata-Sunda juga ada Ketua DPD Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry yang diusulkan menjadi bakal calon bupati.
Nama ketiga tokoh tersebut selanjutnya akan diusulkan ke pusat.
"Nanti tergantung pusat merekomendasikan siapa. Apakah paket Sugawa-Nata, atau Sugawa-Sunda, atau Nata-Sunda. Pusat akan mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil survei. Jadi untuk sementara di Golkar cukup tiga orang ini saja," jelasnya.
Yang menarik, Sugawa Korry juga telah melakukan pendaftaran di NasDem.
Itu artinya, dia mendaftar di dua parpol berbeda.
Kresna Budi menyebut hal itu merupakan strategi partainya untuk membentuk koalisi besar di Pilkada Buleleng.
Koalisi besar ini tentunya disiapkan untuk melawan PDIP yang menjadi pemenang Pileg 2024.
"Itu strategi dari Golkar, untuk merangkul semua partai di Buleleng. Gerindra dan Demokrat sudah menjadi Koalisi Indonesia Maju. NasDem yang belum, dan mudah-mudahan bisa bisa bersatu, termasuk Hanura dan Garuda," ungkapnya. (Tribun Bali/rtu)