"Jumat kemarin saya beli air satu tangki. Harganya sudah meningkat. Sekarang harga air satu tangki Rp 200 ribu. Perbulan beli sampai tiga kali. Berarti dalam sebulan harus menyisihkan uang Rp 600 ribu hanya untuk air," ungkap Sumerta.
Ia mengatakan, awalnya harga air per tangki isi 5.000 liter hanya Rp 100 ribu. Lalu naik jadi Rp 120 ribu.
Kemudian naik Rp 130 ribu, lalu Rp 150 ribu, dan sekarang menjadi Rp 200 ribu. Harga air bersih kemungkinan akan naik lagi.
Baca juga: VIRAL! Prajuru Batur Klaim Proyek Pembangunan Taman Wisata Bukit Payang Kintamani untuk Kebaikan
Di lokasi berbeda, stok air warga di Kecamatan Kubu dan Kecamatan Karangasem juga mulai tipis. Di Desa Ban, Tianyar, Seraya Timur, dan Seraya Tengah diperkirakan pasokan air hujan hanya cukup untuk satu bulan.
Kepala BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, saat ini Karangasem mulai memasuki musim panas.
Jadi sejumlah desa akan mengalami krisis air. Apalagi cadangan air warga desa mulai menipis.
"Sampai sekarang belum ada yang mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Karangasem. Tapi kami sudah koordinasi dengan PDAM, Dinas Sosial, dan PMI. Semua menyatakan siap mendistribusikan air jika ada permohonan," ungkap Arimbawa.
Sesuai pemetaan BPBD Karangasem, dari 78 desa dan kelurahan di Karangasem, 30 persen akan mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Daerah-daerah tersebut berada di ketinggian. (tribun bali/rtu/ful)