TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kini di Denpasar, Bali sudah ada aplikasi untuk mengawasi penderita toberkolosis (TBC) untuk rutin minum obat.
Aplikasi ini bernama SENTER atau Sehat Tanpa Tuberculosis.
Hal ini berkaca dari masih adanya penderita yang tidak meminum obat sesuai dengan aturan, sehingga menimbulkan gagal dalam pengobatan atau resistensi obat.
Karena akan membawa dampak buruk bagi penderita karena sulit untuk disembuhkan.
Baca juga: Antisipasi Penularan di Rutan, 117 Warga Binaan Klungkung Dicek TBC
Aplikasi ini dibuat oleh Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Denpasar dengan Universitas Bali Internasional (UNBI).
Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar, I Made Sudhana Satrigraha mengatakan, dengan adanya aplikasi yang dibuat oleh UBI diharapkan para penderita tidak ada lagi sampai telat bahkan sampai kelupaan untuk minum obat.
Mengingat dalam aplikasi ini terdapat pengingat melalui bentuk gamelan bagi penderita TBC untuk minum obat.
Sehingga pengawas minum obat dalam hal ini keluarga terdekat semakin dipermudah.
"Intinya aplikasi ini untuk mempermudah para penderita agar selalu ingat untuk minum obat," katanya.
Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar, IGN Wibawa menambahkan, saat ini kasus tuberkolosis di Kota Denpasar mengalami peningkatan, di tahun 2022 sebanyak 1.416 kasus, dan tahun 2023 sebanyak 1.858 kasus.
Hal ini karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri.
"Saat ini kami pantau selain penderita TBC di keluarga, keluarga yang tidak kena TB juga memeriksakan diri. Sehingga diketahui lebih dini bila kena TB," katanya.
Namun demikian tidak mungkiri dari jumlah tersebut tidak semua penderita TBC minum obat sesuai dengan jadwal yang telah diberikan dari tim kesehatan.
Bahkan ada yang berhenti total setelah minum obat beberapa hari.
Hal ini tentunya akan berdampak buruk terhadap penderita itu sendiri karena akan menjadi resistensi.