Berita Bali

DEMO Karyawan APS Bali Direspon Angkasa Pura, Manajemen:Gaji Mereka Tetap Sama, Status Tetap Hilang?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DEMO SERIKAT - Demonstrasi ratusan pekerja Bandara Ngurah Rai dari Angkasa Pura Support menuntut penolakan perubahan status pekerja dari tetap menjadi permanen, Kamis (4/7).

TRIBUN-BALI.COM - Para pekerja terancam kehilangan statusnya sebagai karyawan tetap. Ini karena terjadi penggabungan perusahaan atau merger PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Demo pun digelar sebagai bentuk protes.

Ratusan pekerja Angkasa Pura Support (APS) Bali yang bekerja di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggeruduk Kantor PT. Angkasa Pura Support (APS) Bali, Kamis kemarin. Mereka meminta jaminan agar tak ada perubahan status dari PKWTT (tetap) menjadi PKWT (kontrak).

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Angkasa Pura Support (APS) Bali, Bambang Arsanto akhirnya buka suara. Ia menyampaikan bahwa perubahan status hubungan kerja tidak memengaruhi penghasilan para pekerja.

“Perusahan berkomitmen penghasilan yang diterima karyawan akan tetap sama dan seluruh karyawan akan bekerja seperti sebelumnya,” ujar Bambang Arsanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tribun Bali, Jumat (5/7).

Bambang mengatakan, dalam proses penggabungan yang sedang berjalan, manajemen APS akan memastikan proses dilakukan dengan transparan, tetap memprioritaskan kesejahteraan karyawan dan keberlanjutan perusahaan.

Baca juga: KOSTER Puji Karakter De Gadjah, Usai Makan Siang Bersama, Sebut Masih Muda dan Mau Belajar!

Baca juga: HIRUP Udara Bebas, Winasa Disambut Ribuan Warga Tegalcangkring, Dari Rutan Negara Langsung Malukat!

DEMO SERIKAT - Demonstrasi ratusan pekerja Bandara Ngurah Rai dari Angkasa Pura Support menuntut penolakan perubahan status pekerja dari tetap menjadi permanen, Kamis (4/7). (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney resmi membentuk dua subholding yakni PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) dan PT Integrasi Aviasi Solusi (InJourney Aviation Services/IAS) sebagai langkah transformasi di industri aviasi dan kebandarudaraan.

Dengan demikian, AP I dan AP II berada di bawah PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports). Subholding InJourney lainnya yang baru dibentuk yakni IAS, bergerak di bidang jasa pendukung aviasi, kargo, dan logistik melakukan transformasi dengan business chain yang lebih efektif dan efisien. APS akan bertransformasi menjadi IAS Supports (IASS).

IAS terbentuk dari konsolidasi sembilan anak usaha di bawah PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, IAS beroperasi di 55 kota dengan 155 area wilayah kerja di seluruh Indonesia dan memiliki 4 portfolio bisnis dengan 12 layanan bisnis.

Ia mengatakan, IAS yang diperkuat oleh 34.000 karyawan di seluruh Indonesia ini akan menciptakan value creation yang akan membawa perusahaan berkembang lebih pesat. IAS memastikan semua proses merger akan dilakukan dengan mengacu pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Sebelumnya, demonstrasi digelar oleh Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Regional Bali. FSPM merupakan serikat pekerja yang berafiliasi dengan Serikat Pekerja Mandiri (SPM) Angkasa Pura Support Bali.

Koordinator aksi, Ida Idewa Made Rai Budi Darsana mengatakan, apabila dalam hari yang ditentukan tidak ada respons atas tuntutan ini, maka pekerja akan melakukan mogok kerja. Tapi kalau direspons, maka tidak akan ada lagi aksi-aksi demo terlebih mogok.

"Untuk mogok kerja kami lihat dalam empat hari kedepan mudah-mudahan jika dalam empat hari itu pihak direksi berkenan dan membatalkan keputusannya untuk mengubah status kawan-kawan kami dari PKWTT menjadi PKWT," jelasnya.

Budi Darsana menyampaikan aksi ini berawal karena perusahaan melakukan merger. Namun ternyata, merger juga disertai dengan perubahan status pekerja dari yang tetap menjadi kontrak.

Ia mengungkapkan, sekuriti atau Aviation Security (Avsec) jumlahnya hampir 500 orang. Belum lagi pekerja bandara lainnya yang sekitar 1.200 pekerja. Mereka semua yang terdampak karena merger perusahaan ini.

"Teman-teman ini sudah bekerja puluhan tahun dan mereka sudah memberikan loyalitas yang cukup tinggi kepada perusahaan tapi kenapa gara-gara merger diubah status hubungan kerja menjadi PKWT," paparnya. (zae)

Halaman
12

Berita Terkini