Menurut dr Arya, narkoba menyebabkan seseorang pergaulannya lebih bebas, terlepas dari perangkatnya berupa jarum suntik.
"Penyalahgunaan narkoba salah satunya membuat peningkatkan resiko perilaku. Misalnya gairah meningkat, termasuk seksualitas. Tentu ini juga berisiko, apalagi jika dilakukan dengan pasangan yang berganti-ganti," ucapnya.
Selain narkoba yang menjadi faktor, menurut dr. Arya kemudahan memesan 'jasa kencan' melalui aplikasi hijau juga menjadi faktor penyebab naiknya kasus baru HIV/AIDS di Buleleng.
Namun menurut dr. Arya, hal ini lebih banyak terjadi pada kalangan remaja hingga pemuda.
Hal ini dibuktikan berdasarkan pengelompokan kasus baru HIV/AIDS di Buleleng tahun 2024.
Di mana kelompok usia 20-29 tahun paling mendominasi dengan 64 orang.
"Anak muda yang menggunakan aplikasi tersebut saat ini menjadi tren," imbuhnya.
dr Arya yang juga Direktur RSUD Buleleng ini mengungkapkan, diketahuinya ada penambahan kasus baru justru bukan karena adanya screening ataupun tracing.
Sebaliknya, kasus baru HIV/AIDS lebih banyak diketahui karena keluhan terhadap penyakit yang tak kunjung sembuh.
"HIV itu stadium 1 sampai 4. Namun rata-rata yang datang ke kita ini karena sudah memasuki stadium 3 atau 4. Oleh sebab itulah HIV/AIDS ini disebut fenomena gunung es. Sebab yang masih stadium 1 atau 2, itu tidak ada keluhan dan tidak tahu telah terjangkit HIV. Sehingga dia masih berhubungan seks dengan siapa saja. Makanya mudah menular," ungkapnya.
Adapun jika melihat dari data kumulatif sejak 1987 hingga September 2024, Buleleng menduduki peringkat ketiga kasus HIV/AIDS se Bali. Yakni dengan 3.863 kasus, di bawah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Menanggapi hal ini, dr Arya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki perilaku beresiko terhadap penularan HIV/AIDS agar segera melakukan pemeriksaan ke Volintary Counseling and Testing (VCT).
Selain itu pihaknya mengimbau pada masyarakat agar tidak melakukan hubungan seksual apabila belum menikah (Abstinence/puasa seks).
Namun apabila sudah menikah, sebaiknya saling setia (Be faithful/saling setia).
"Kebanyakan yang terjadi, seseorang berganti-ganti pasangan dan melakukan aktivitas seksual, namun tidak menggunakan kondom. Terakhir, jangan coba-coba menggunakan narkoba suntik," tandasnya. (*)
Berita lainnya di HIV AIDS