TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dwi Kelinci merupakan usaha UMKM rumahan yang bergerak di bidang ternak kelinci dan marmot.
Usaha ini berlokasi di Gg. Kemuning No. 2x, Tonja, Denpasar, Bali, dan buka dari pukul 09.00 pagi hingga 17.00 sore.
Meskipun sederhana, usaha ini telah menarik perhatian banyak kalangan, terutama pecinta hewan dan para mahasiswa yang membutuhkan kelinci atau marmot untuk berbagai keperluan.
Mengandalkan dua kandang portabel, Dwi Kelinci merawat dan mengembangbiakkan tiga jenis kelinci, yaitu varian rex, netherland dwarf, dan kelinci lokal.
Ketiga jenis kelinci ini dikenal memiliki keunikan masing-masing, baik dari segi bulu, ukuran, maupun karakteristiknya.
Selain kelinci, Kavi (34 tahun) yang merupakan pemilik Dwi Kelinci, juga beternak marmot sebagai usaha sampingan.
Baca juga: HARGA Pasir Naik Hingga Rp 200 Ribu, Imbas Penertiban Galian C di Karangasem
Baca juga: GEGER! Warga Temukan Tulang Paha dan Tengkorak Manusia di Sidan Gianyar Bali
"Marmut cukup populer di pasar, terutama untuk anak-anak yang menyukai hewan kecil dan menggemaskan," ungkapnya.
Kavi menyebutkan bahwa sebagian besar pembeli kelinci adalah anak-anak yang tertarik menjadikan kelinci sebagai hewan peliharaan.
Selain itu, para mahasiswa, terutama dari jurusan kedokteran hewan, sering kali membeli kelinci atau marmot untuk keperluan penelitian.
Dengan harga mulai dari Rp85.000 hingga Rp120.000 untuk kelinci dan Rp50.000 untuk marmut, Dwi Kelinci menawarkan hewan peliharaan yang terjangkau bagi berbagai kalangan.
Kavi menceritakan awal berdirinya usaha ini dengan nada santai, “Awalnya iseng-iseng mencoba melihara setelah lihat di sosmed, kelincinya imut-imut, akhirnya saya beli lah tiga waktu itu.
Tapi karena kelincinya berkembang biak dan jadi semakin banyak, pada tahun 2021 isenglah saya buatkan di Google Maps Dwi Kelinci dan coba saya posting di Instagram dan Facebook pribadi juga. Ternyata lumayan laris, mereka banyak tahu dari Google Maps," jelasnya.
Menurut Kavi, awalnya mayoritas pembeli adalah mahasiswa yang mencari kelinci untuk penelitian, tetapi tak lama kemudian banyak anak-anak yang juga tertarik karena kelucuan kelinci-kelincinya. Dari situlah, bisnis ini mulai berkembang.
Selain karena daya tariknya yang imut, kelinci ternyata juga menawarkan peluang bisnis yang menguntungkan bagi Kavi.
Apa yang dimulai sebagai hobi selama masa pandemi, kini berubah menjadi usaha sampingan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.