Di tengah guyuran hujan deras, Jro Mangku Wiparsa melihat kondisi jenazah sudah tergeletak bersama puing-puing bangunan.
"Saya sempat lihat korban yang warga Pesinggahan, sudah tidak bernyawa. Saya tidak berani pegang," ungkap Wiparsa.
Baca juga: UPDATE: Longsor Di Ubung Denpasar Bali, Warga Dengar Teriakan Minta Tolong Dari Dalam Reruntuhan
Menurut Wiparsa, pasraman milik Jro Putu Wiranata itu memang sering menjadi tempat meditasi, serta pengobatan alternatif.
Biasanya warga yang datang melakukan aktivitas di pasraman itu, merupakan orang-orang yang sembuh setelah menjalani pengobatan.
"Kalau hari minggu biasanya menjadi tempat meditasi jam 12 siang sampai 6 sore. Lalu selanjutnya mereka bersih-bersih dan bersembhayang," ungkap Wiparsa.
Sekretaris Desa Pikat Putu Merta mengatakan, pasraman itu sebenarnya milik warga setempat dan sudah ada sejak turun-menurun.
"Tempat itu itu sudah ada lama, warisan turun-temurun. Namun bangunan beberapa baru dipugar sekitar 2 tahun lalu," ungkap Merta.
Secara lisan diakuinya, tidak ada pemberitahuan secara resmi ke pihak desa dinas maupun desa adat terkait keberadaan dan aktivitas pasraman itu.
Namun diakuinya setiap minggu ada aktivitas warga di lokasi tersebut.
"Secara detail, pemberitahuan resmi ke adat dan dinas tidak ada. Tapi kegiatan rutin setiap minggu infonya sering ada di lokasi itu," ungkap Merta. (*)
Berita lainnya di Longsor di Klungkung