Perkiraan Cuaca

HUJAN Deras Tiba-tiba di Peralihan Musim! BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Perairan Selatan Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Cuaca tak menentu masih terjadi di Bali khususnya di Kabupaten Jembrana. Belakangan ini, sering terjadi perubahan yang drastis.

TRIBUN-BALI.COM  - Cuaca tak menentu masih terjadi di Bali khususnya di Kabupaten Jembrana. Belakangan ini, sering terjadi perubahan yang drastis.

Cuaca cerah di pagi hingga siang hari kemudian terjadi hujan di sore hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bali di Jembrana menyebutkan saat ini masih dalam periode peralihan musim. Disebutkan, musim kemarau akan terjadi mulai Mei mendatang.

“Untuk saat ini bisa dikatakan masih dalam periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau,” kata Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi BMKG Bali di Jembrana, I Made Dwi Wiratmaja saat dikonfirmasi, Senin (10/3). 

Baca juga: KEKASIH Tega Aborsi Anak & Kuburkan di Padang Galak, Ketahuan Saat Warga Liat Pejati & Dibongkar!

Baca juga: TANGIS Histeris Pemuda di Buleleng, Akibat Motornya Terbakar, Polisi Sebut Korsleting Bukan Sengaja!

PANAS – Hamparan sawah tampak suasana cuaca panas di wilayah Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Senin (10/3). BMKG prediksi musim kemarau terjadi di bulan Mei. (TRIBUN BALI/MADE PRASETYA ARYAWAN)


Dia menjelaskan, pada periode peralihan ini kondisi cuaca umumnya cerah-berawan dan kemudian hujan mulai berkurang.

Namun BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca di peralihan musim ini. “Hanya saja perlu diwaspadai pada peralihan musim sering terjadi hujan deras tiba tiba, yang berlangsung sesaat dan dapat disertai angin kencang dan petir,” jelasnya. 

Hal ini biasanya dapat memicu atau berpotensi mengakibatkan bencana alam seperti pohon tumbang, banjir, tanah longsor dan lainnya lagi.

Disinggung mengenai prediksi musim kemarau dimulai, Dwi menyatakan jika secara umum berlangsung di bulan April. Namun prakiraan untuk wilayah Jembrana musim kemarau dimulai bulan Mei. “Untuk Jembrana prediksi musim kemarau di Mei,” tandasnya. 

Secara umum kondisi cuaca Bali saat ini diprediksi cerah berawan hingga berawan. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dapat terjadi secara tidak merata pada siang hingga sore hari.

Suhu udara berkisar antara 21 hingga 31 derajat celsius, dengan kelembaban udara berkisar antara 60 hingga 95 persen.

Angin umumnya bertiup dari arah timur-barat laut dengan kecepatan berkisar antara 4 hingga 30 Km/jam. Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0,25 hingga 1,25 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 0,75 hingga 2,5 meter, di Selat Bali berkisar 0,5 hingga 2 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0,5 hingga 2 meter.

“Kondisi ini semua disebabkan oleh terdapat daerah belokan dan pertemuan angin di wilayah Bali yang meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di Bali. Suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28 hingga 30 derajat celsius. Massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 mb (sekitar 12.000 meter),” ujar Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, Senin (10/3).

Ia menambahkan prediksi cuaca Bali untuk 3 hari kedepan (10-12 Maret 2025), kondisi cuaca umumnya berawan hingga hujan ringan. Hujan intensitas sedang masih berpotensi terjadi secara tidak merata di wilayah Bali. Angin umumnya bertiup dari arah Timur - Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 4 hingga 30 km/jam.

Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0,25 hingga 1,25 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1 hingga 3 meter, di Selat Bali berkisar 0,75 hingga 2,5 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0,75 hingga 2,5 meter. “Waspada potensi hujan yang dapat disertai petir/kilat di wilayah Bali, serta tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di perairan selatan Bali," imbuh Cahyo Nugroho.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Masyarakat umum, nelayan, dan pelaku kegiatan wisata bahari perlu mewaspadai potensi tinggi gelombang mencapai 2 meter di Perairan Selatan Bali. 

Masyarakat diimbau agar tetap memperhatikan kondisi kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang berubah-ubah. Agar selalu memperhatikan informasi BMKG khususnya peringatan dini cuaca/iklim ekstrem. (mpa/zae)

 

Berita Terkini