TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Usai heboh kasus BBM oplosan, kini kasus barang oplosan kembali mencuat di Indonesia usai ditemukan beras premium yang dioplos.
Beberapa kasus beras oplosan ditemukan di beberapa daerah di Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Aceh.
Lantas, bagaimana dengan Provinsi Bali?
Sampai saat ini, belum ditemukan kasus beras oplosan di Bali, hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Disperindag Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Wiryanata.
Baca juga: POTENSI Gempa Bumi & Tsunami di Klungkung, BPBD Matangkan Rencana Kontingensi Bencana Alam!
“Kami rutin melaksanakan pengawasan dan penertiban ke lapangan pasar rakyat, pasar modern dan warung-warung,”
“Astungkara sampai saat ini belum ditemukan atau ada laporan dari masyarakat terkait beras oplosan,” jelas Wiryanata, Rabu 16 Juli 2025.
Baca juga: Fenomena Ribuan Ikan Mati di Danau Batur, Perlunya Pengecekan Kualitas Air Secara Berkala
Ciri-ciri Beras Oplosan
Menurut Wiryanata, ciri-ciri beras oplosan secara umum kurang lebih beras tercium bau kimia atau bau yang tidak biasa saat baru dibuka dari kemasan.
Selain itu, tekstur beras oplosan cenderung terasa lebih licin atau terlalu kering ketika disentuh, berbeda dengan beras murni yang sedikit berdebu karena masih memiliki sisa dedak.
Diakuinya, beras oplosan jika dilihat dari kemasan sulit dibedakan.
Maka dari itu jika masyarakat menemukan beras oplosan dapat melaporkan hal tersebut ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Disperindag Provinsi Bali.
“Kalau dari kemasan agak susah dibedakan. (Untuk pengaduan) bisa langsung ke BPSK di bidang PKTN Disperindag Provinsi Bali,” kata dia.
Baca juga: Kasus TPA Ilegal Pangkungparuk Buleleng Berakhir, Tercapai 4 Kesepakatan
Daftar Merek yang Terseret Kasus Beras Oplosan
Wilmar Group (sample dari Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, Yogyakarta)
- Sania