Untuk tahun ini, biaya hidup tersebut mulai diberikan pada September hingga Desember.
Sehingga, selama 4 bulan ini untuk biaya semesteran dan cost, pemprov menganggarkan Rp 9,7 miliar.
Kemudian di tahun 2026, anggaran untuk 1.450 mahasiswa sekitar Rp 27 miliar.
Jumlah ini belum termasuk penambahan kuota pada tahun ajaran baru di tahun 2026.
“Ini kalau terus berjalan, di tahun keempat sudah ada 5.000 lebih mahasiswa. Dan tahun keempat itu dianggarkan 109 miliar. Semua dari APBD,” paparnya.
Koster menambahkan, tak ada pungutan uang gedung dan dari pendaftaran hingga tamat dibiayai secara gratis.
“Sasarannya yang miskin dulu, kemudian baru yang belum ada sarjana di keluarganya,” paparnya.
Sementara perguruan tinggi yang diajak kerja sama memiliki mahasiswa di atas 1.000 orang.
Ke depannya, pihaknya berencana akan mengembangkan kerja sama ini ke Lembaga Pelatihan Kerja (LPK).
“Ini baru Pemprov saja. Tahun 2026, semua kabupaten dan kota akan dilibatkan. Sekarang baru Gianyar yang menjalankan. 2026 semua harus melaksanakan, apakah 100, 200 mahasiswa, disesuaikan dengan kemampuan fiskalnya,” paparnya. (*)
Kumpulan Artikel Bali