Sampah di Bali

Ribuan Orang Aplikasikan Teba Modern di Jembrana Bali, Upaya Kurangi Kiriman Sampah ke TPA Peh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu Teba Modern yang sudah dibangun di Jembrana sebagai salah satu upaya mengurangi kiriman sampah organik ke TPA Peh, Senin 11 Agustus 2025. Ribuan Orang Aplikasikan Teba Modern di Jembrana Bali, Upaya Kurangi Kiriman Sampah ke TPA Peh

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jembrana menyebutkan sudah ada sebagian atau sekitar 2.300 lebih pegawai yang mengaplikasikan teba modern di kantor dan rumahnya masing-masing. 

Adalah salah satu upaya implementasi dari Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. 

Di sisi lain juga mengurangi kiriman sampah ke TPA Peh yang kondisinya sudah overload.

Untuk diketahui, permasalahan sampah di Bali khususnya di Jembrana tak pernah selesai. 

Baca juga: Sampah Sering Meluber, TPS Seram Denpasar Bali Ditutup Permanen, Lakukan Penjagaan di Malam Hari

Kiriman sampah ke TPA Peh, Jembrana, dalam sehari mencapai 50-60 ton. 

Dari jumlah tersebut, 60-70 persen adalah sampah organik rumah tangga dan pasar yang semestinya bisa dikelola sendiri oleh masing-masing rumah tangga.

"Astungkara, sudah 2.300 orang lebih pegawai kita yang membuat atau mengadakan teba modern atau sejenisnya. Ini sesuai instruksi Bupati," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa saat dikonfirmasi, Senin 11 Agustus 2025.

Dia menyebutkan, jumlah tersebut adalah yang melapor ke pihaknya selama ini atau sejak instruksi teba modern oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan beberapa waktu lalu. 

Namun, ia berharap bakal terus bertambah dan berkembang ke depannya. 

"Laporan ini ada yang diterapkan di rumahnya masing-masing maupun di perkantoran juga," ujar Dewa Ary. 

Disinggung mengenai apakah upaya ini efektif untuk mengurangi timbulan sampah organik ke TPA Peh? Dewa Ary mengakui saat ini jumlahnya masih fluktuatif. Setelah 6 bulan berjalan, kemungkinan bakal stabil. 

"Sekarang ini masih fluktuatif, belum stabil. Tapi ada pengurangan. Nanti setelah 6 bulan baru ada data yang stabil dan bisa kita evaluasi," ungkapnya. 

Terpisah, Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 13 titik teba modern yang sudah dibangun di wilayah Rumah Sakit Umum Negara. 

Dari jumlah tersebut, tiga titik Teba Modern dengan menggunakan buis beton juga diperuntukkan sebagai tempat nongkrong. 

"Di RSU sudah ada 13 titik (teba modern). Tiga titik di antaranya bisa untuk meja dan tempat duduk sehingga bisa untuk nongkrong," sebutnya.

Menurutnya, keberadaan teba modern saat ini sangat efektif untuk menampung atau bahkan mengolah sampah organik yang dihasilkan setiap hari. 

Bahkan, outputnya juga bisa untuk menyuburkan tanaman karena menghasilkan kompos organik. 

"Sudah sering sekali panen kompos terutama untuk tanaman di rumah sakit. Astungkara semua (terutama karyawan RSU) bisa menerapkannya di rumah masing-masing sebagai upaya menekan jumlah sampah organik yang dikirim ke TPA," tandasnya.

Untuk diketahui, Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan sebelumnya menegaskan agar seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Jembrana diwajibkan memiliki atau menciptakan "teba modern" di rumahnya masing-masing.

Hal ini sebagai implementasi atau tindak lanjut dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 dan dipertegas lagi dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah.

Bupati Kembang juga menegaskan adanya sanksi bagi pejabat yang tidak mengindahkan instruksi itu. 

Sebab, persoalan sampah menjadi hal pelik di semua daerah sehingga penanganan sampah akan menjadi tanggung jawab bersama.

"Saya menginstruksikan rekan-rekan ASN untuk menciptakan teba modern di lingkungan OPD masing-masing. Minimal ada satu teba modern di setiap kantor dan di rumahnya," tegasnya.

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini