Ulah Pati di Jembatan Tukad Bangkung

GPM Nekat Akhiri Hidup di Jembatan Bangkung, Pemerintah Ingatkan Warga Saling Jaga & Lebih Peka! 

Bahkan saat ditemukan, jasadnya sudah dalam kondisi sedikit kaku dengan menggunakan jaket hitam dan celana panjang.

ISTIMEWA
EVAKUASI - Aparat kepolisian saat melakukan evakuasi jasad GPM di bawah Jembatan Bangkung, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Kamis (25/9). 

TRIBUN-BALI.COM -  Seorang pria ditemukan tewas di bawah Jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

Pria diduga ulah pati dengan melompat dari atas Jembatan Bangkung pada Kamis (25/9). Aksi nekat akhiri hidup itu, sempat menggemparkan warga sekitar.

Mengingat saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, berupaya melakukan pencegahan ulah pati dengan memasangi railing di areal Jembatan Tukad Bangkung.

Baca juga: NEKAT Ulah Pati di Jembatan Tukad Bangkung, Diduga Ada Masalah Pribadi, Railing Baru 45 Persen!

Baca juga: KORBAN Ulah Pati di Jembatan Bangkung, Diupacarai di Karangasem, Akta Kematian Akan Cepat Diurus!

PASANG PENGAMAN - Proses pemasangan railing di Jembatan Tukad Bangkung, Petang Badung pada Senin (21/7)
PASANG PENGAMAN - Proses pemasangan railing di Jembatan Tukad Bangkung, Petang Badung pada Senin (21/7) (Istimewa)

Pria itu diduga nekat akhiri hidup dengan cara melompat, dari atas jembatan setinggi puluhan meter tersebut.

Bahkan saat ditemukan, jasadnya sudah dalam kondisi sedikit kaku dengan menggunakan jaket hitam dan celana panjang.

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Bali, pria tersebut diketahui berinisial GPM, warga yang berdomisili di Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

GPM yang berasal dari Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem diketahui sehari-hari bekerja di Pasar Kumbasari, Denpasar. 

Aksi ulah pati itu pertama kali diketahui sekitar pukul 06.00 Wita. Warga setempat curiga melihat sepeda motor Yamaha NMAX DK 3017 FDU terparkir di atas Jembatan Tukad Bangkung dengan kondisi mencurigakan.

Di atas motor hanya ditemukan helm putih, sementara kunci sadel masih terkunci rapat. Setelah dicek, ternyata benar ada orang yang jatuh diduga melompat melakukan aksi ulah pati.

Tim gabungan Polsek Petang, Koramil 1611-06 Petang, BPBD, dan SAR Polda Bali kemudian melakukan pencarian ke bawah jembatan. Sekitar pukul 07.56 Wita, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di sisi utara jembatan.

Jenazah kemudian dievakuasi yang membutuhkan waktu beberapa jam, untuk bisa dibawa ke atas atau jalan raya. Polisi menduga pria itu ulah pati karena ada masalah pribadi yang dialaminya.

Kapolsek Petang AKP Nyoman Arnaya, saat dikonfirmasi tidak menampik hal tersebut. Saat ini masih dilakukan evakuasi dan jenazah masih dibawa ke puskesmas terdekat.

“Iya tadi (kemarin) pagi ditemukan seorang pria bunuh diri di Jembatan Tukad Bangkung,” ujarnya.Pihaknya mengakui, aksi ulah pati bisa dilakukan karena proyek pemasangan railing atau penghalang jembatan belum rampung.

Sehingga masih ada celah pria tersebut melakukan aksi nekat itu. “Pagar pengaman di sisi jembatan saat ini juga baru terpasang sekitar 45 persen,” kata dia. 

Sementara itu, Pemkab Badung melalui Camat Abiansemal memastikan korban mendapat pelayanan administrasi dengan cepat, berupa Akta Kematian. Sehingga proses upacara yang akan dilakukan di Kabupaten Karangasem tidak ada hambatan.

Camat Abiansemal, IB Putu Mas Arimbawa menegaskan, pihaknya bersama jajaran kecamatan telah mendatangi rumah duka untuk memastikan proses administrasi berjalan lancar.

“Korban memang sudah setahun mengantongi KTP Badung, meski asalnya dari Desa Antiga, Karangasem,” ujarnya, Kamis (25/9).

Pihaknya mengaku sudah meminta desa untuk segera memroses Akta Kematian. Langkah cepat ini dilakukan agar keluarga dapat segera membawa jenazah ke kampung halaman di Desa Antiga, Kecamatan Manggis tempat prosesi pengabenan akan dilaksanakan.

“Dengan adanya Akta Kematian, seluruh proses adat dan administrasi bisa sesuai aturan sebelum jenazah dipulangkan,” tambahnya.

Pihak keluarga mengaku sangat terpukul, dan tidak menyangka GPM mengakhiri hidup dengan cara tragis. Menurut keterangan keluarga, tidak ada tanda-tanda atau masalah yang mencurigakan.

“Aktivitasnya normal, masih bercengkrama seperti biasa, karena itu keluarga benar-benar shock,” kata Arimbawa.

Pemerintah Kecamatan Abiansemal mengimbau, masyarakat agar lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang terdekat. Warga diharapkan saling memerhatikan agar kejadian serupa dapat dicegah. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved