Banjir di Bali
Bos Toko Tasnim Belum Ditemukan, Tidur di Toko saat Bangunan Roboh, Sang Adik Ungkap Harapan Ini
Saat kejadian, 6 orang tersebut menjadi korban, dimana sebanyak 3 orang selamat dan 3 orang hanyut.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bencana banjir bandang yang melanda Kota Denpasar, Bali, Rabu 10 September 2025 meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban banjir.
Bahkan bencana banjir yang disebut terbesar selama sepuluh tahun terakhir ini merenggut korban jiwa.
Hingga kini Bos Toko Tasnim, yang merupakan satu dari korban yang ada dalam bangunan roboh di Jalan Sulawesi belum ditemukan hingga saat ini.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 6 bangunan toko yang ada di pinggir Tukad Badung, di Jalan Sulawesi Denpasar roboh setelah diterjang banjir.
Baca juga: Sejumlah Ternak Alami Stres Dampak Cuaca Ekstrem, Distanak Gianyar Bali Turun Tangan
Dari 6 toko tersebut, dua toko ditempati oleh pemiliknya yakni Toko Centrum sebanyak 4 orang dan Toko Tasnim ditempati dua orang.
Saat kejadian, 6 orang tersebut menjadi korban, dimana sebanyak 3 orang selamat dan 3 orang hanyut.
Adik pemilik Toko Tasnim, Viros mengatakan dirinya mendapat kiriman video detik-detik robohnya bagian belakang bangunan toko.
Mendapat video tersebut, ia pun langsung menuju ke toko sang kakak.
Sesampainya di lokasi, ia mendapati toko yang ditempati kakaknya hanya tinggal separuh di bagian depan.
“Saya kemudian hubungi kakak, tidak aktif. Hubungi keponakan juga tidak aktif. Keduanya memang tidur di toko,” paparnya.
Sebelum kejadian ini, dirinya mengaku sempat bermimpi kehilangan ponsel malam harinya.
Saat ini, ia hanya berharap agar keluarganya ditemukan dalam kondisi selamat.
Adapun dua keluarganya yang tinggal di toko yakni Tasnim (54) belum ditemukan hingga saat ini, sedangkan anaknya Farwa (30) sudah ketemu.
Korban Bangunan Roboh Lain
Korban lain dari bangunan roboh Adalah pemilik Toko Centrum, Rizal Husain (63).
Ia mengatakan empat saudaranya tidur di dalam toko.
“Saat pagi sempat nelpon kakak saya. Kemudian saya telpon tidak bisa,” paparnya.
Keempat orang yang tinggal di Toko Centrum yakni Maimunah (75) belum ditemukan, anaknya bernama Nadira (47) sudah ditemukan, lalu cucunya Khusay (23) sudah ditemukan dan Muis (50) menantunya belum ditemukan.
Sesampainya di lokasi, Rizal Husain pun sempat meminta petugas BPBD untuk mengecek kemungkinan keluarganya terjebak.
Namun tak ada orang di dalam bangunan.
Ia pun kemudian mendapat informasi jika sudah ada anggota keluarganya yang ditemukan.
“Sudah ada yang ketemu, katanya ada yang dirawat di Wayanga dan ada di Balimed,” paparnya.
Ia mengungkapkan kejadian ini baru pertama terjadi di kawasan tersebut.
“Ini usaha sudah dari tahun 1980-an usaha textile di sini. Kejadian ini baru pertama,” paparnya.
9 Orang Meninggal, 2 Hilang
Hingga pukul 19.45 WITA, Rabu 10 September 2025, akibat banjir bandang yang menerjang Bali, telah menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, dua orang hilang dan sebanyak 202 kepala keluarga atau 620 jiwa terdampak.
Wilayah yang terdampak banjir ini mencakup enam kabupaten/kota, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan.
Adapun data rincian penemuan dan pencarian korban meliputi: di Kota Denpasar terdapat lima korban meninggal dunia dan dua orang hilang, di Kabupaten Jembrana dua orang meninggal dunia dengan total 103 kepala keluarga atau 200 jiwa terdampak, di Kabupaten Gianyar satu orang meninggal dunia, di Kabupaten Badung satu orang meninggal dunia, sedangkan Kabupaten Klungkung mencatat 99 kepala keluarga atau 420 jiwa terdampak, dan Kabupaten Tabanan masih dalam proses pendataan.
Imbas banjir tersebut, sebagian warga juga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir.
Adapun rinciannya meliputi: di Kabupaten Jembrana tercatat 85 jiwa mengungsi dengan penyebaran di sejumlah posko, di antaranya Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Musholla Assidiqie, dan Musholla Darul Musthofa.
Sementara itu, di Kota Denpasar terdapat 108 jiwa mengungsi yang tersebar di SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto langsung melakukan peninjauan ke Bali, dan setibanya di Pulau Dewata langsung memimpin rapat koordinasi bersama Gubernur Bali Wayan Koster dalam penanganan darurat bencana yang dihadiri oleh segenap unsur Forkopimda Bali.
Dalam rapat tersebut, Kepala BNPB memberikan arahan kepada pemerintah daerah untuk memprioritaskan upaya pencarian dan pertolongan serta penyelamatan masyarakat terdampak.
Di samping itu, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat harus dimaksimalkan.
Sejalan dengan itu, upaya penanganan terus dilakukan dengan fokus pada pencarian, pertolongan, serta evakuasi warga terdampak sesuai arahan Kepala BNPB. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.