Banjir di Bali

DAFTAR Posko Penanganan Banjir Bandang di Bali, Jumlah Pengungsi, dan Kebutuhannya

Sejumlah posko dibentuk untuk penanganan korban banjir bandang di Denpasar Bali yang terjadi pada Rabu, 10 September 2025.

Tribun Bali/Putu Supartika
PENGUNGSI - Kondisi pengungsian korban banjir di Banjar Dakdakan Peguyangan Denpasar, Bali, Kamis 11 September 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sejumlah posko dibentuk untuk penanganan korban banjir bandang di Denpasar Bali yang terjadi pada Rabu, 10 September 2025.

Ratusan warga mengungsi akibat tempat tinggalnya diterjang banjir. Ada juga yang kehilangan harta benda, bahkan banjir kali ini memakan korban jiwa.

Hingga hari ini dilaporkan sebanyak 8 orang meninggal dunia di Denpasar akibat banjir.

Berikut daftar posko penanganan banjir bandang di Denpasar Bali :
1.    Posko di Banjar Tohpati, Kesiman Kertalangu, jumlah pengungsi 26 orang, butuh makanan tambahan, susu, yang ibu-ibu perlu pakaian dalam, mungkin juga ada yang datang bulan butuh pembalut, pakaian seragam dan alat-alat sekolah.
2.    Posko di Banjar Kesambi, Kesiman, jumlah pengungsi 37 orang.
3.    Posko di Pulau Misol, jumlah pengungsi 45 orang.
4.    Posko di SD 25 Pemecutan, jumlah pengungsi 8 orang dengan rincian balita (1L) dan Dewasa.
5.    Posko di Banjar Sedana Merta Ubung jumlah pengungsinya 19 orang, kebutuhan pakaian.
6.    Posko di Banjar Dakdakan Peguyangan, jumlah pengungsinya 48 orang, sementara bantuan sudah tercukupi, hanya saat ini butuh vitamin dan kompor untuk memasak mie

Baca juga: Update Banjir Bandang di Bali: 16 Korban, 14 Meninggal Dunia, 2 Belum Ditemukan

Selain di Denpasar, ada juga posko di Jembrana, antara lain:
1. Desa Pengambengan terdapat pos pengungsi berlokasi di Kantor Desa dan Dapur Umum.
2. Desa Yeh Kuning terdapat pos pengungsi berlokasi di Kantor Desa dan Dapur Umum.
3. Loloan Barat terdapat pos pengungsi 
4. Kaliakah terdapat Dapur Umum.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, curah hujan ekstrem yang terjadi sebelumnya hingga menyebabkan banjir bandang tidak terprediksi.

“Prediksi BMKG memang sudah menyebutkan tetapi tiba-tiba ada gelombang Rossby dan Kevin namanya. Sehingga tumpah hujan yang sangat deras 385 mm,” jelasnya saat mengunjungi Posko Bencana Banjir Tohpati pada, Kamis 11 September 2025. 

Baca juga: Warga Kerja Bakti Bersihkan Endapan Lumpur dan Material Pasca Banjir Yang Menerjang Denpasar

Ia menjelaskan, curah hujan yang terjadi di Bali bahkan lebih besar dibanding bencana banjir di Bekasi beberapa waktu lalu.

 “Kalau Bapak Ibu sekalian masih ingat waktu banjir di Kota Bekasi tanggal 3 Maret 2025 yang lalu itu ternyata curah hujannya tidak sebesar besar seperti yang terjadi kemarin. Jadi hujan 24 jam ini tidak bisa diprediksi sehingga melumpuhkan beberapa kota dan kabupaten,” jelasnya.

Sedikitnya empat kabupaten/kota terdampak banjir cukup parah di Bali, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Jembrana, dan Gianyar. 

“Yang paling berat memang di Kota Denpasar. Ini korban meninggal dunia ada 14. Ada dua yang masih dicari. Tadi malam tuh angkanya masih 10. Ada enam yang dicari, alhamdulillah,” katanya.

Ia menyebut, pencarian korban masih terus dilakukan tim gabungan. 

“Tadi pagi tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, relawan sudah mencari dan berhasil sampai siang ini empat ditemukan. Di sekitar Pasar Badung, dan masih ada dua. Kami mohon doanya dari Bapak Ibu sekalian yang dua ini segera ditemukan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan status tanggap darurat sudah dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali

“Kemudian Pak Gubernur, di sini ada Pak Wakil Gubernur tanggap tadi malam sudah mengeluarkan status tanggap darurat 1 minggu. Sehingga dengan adanya status tanggap darurat itu artinya pemerintah Provinsi Bali meminta bantuan pemerintah pusat. Kami segera turun ya BNPB hari ini dari mulai tadi malam. Kami sudah hadir memimpin rapat,” ujarnya.

Sejumlah titik terdampak telah ditinjau langsung.

“Sudah beberapa titik dari mulai Pasar Bandung sudah kita tinjau kemudian tadi di Desa Ubung. Sekarang bertemu Bapak Ibu sekalian. Dan kami akan dampingi terus sampai kondisi ini pulih seperti semula,” katanya.

BNPB juga memastikan bantuan pemerintah pusat terus mengalir. “Artinya, kami semua pemerintah pusat walaupun tidak mengalami sendiri bencana banjir yang menimpa Bapak Ibu sekalian tapi kita ikut merasakan dan kita bertekad untuk membantu semaksimal mungkin,” ucapnya.

Ia memastikan kebutuhan warga akan dipenuhi selama masa tanggap darurat. “Kami pastikan kebutuhan logistiknya dipenuhi. Yang di bawah itu merah-merah itu hanya simbolis. Jadi Bapak Ibu sekalian tidak perlu khawatir bahwa selama tanggap darurat ini kebutuhan Bapak Ibu sekalian dipenuhi,” tegasnya.

Menurutnya, bantuan tidak hanya berupa makanan, tetapi juga kebutuhan khusus seperti pakaian dalam, susu untuk anak-anak, hingga kebutuhan perempuan. 

“Nanti setelah ini kepala dusun mendatangi. Kira-kira pakaian dalam seperti apa yang dibutuhkan? Yang laki-laki tentu saja pakai pakaian dalam laki-laki. Yang perempuan, yang perempuan jangan kebalik-balik. Kemudian saya lihat juga ada anak-anak Mungkin butuh juga makanan tambahan, mungkin perlu susu, yang ibu-ibu perlu pakaian dalam, mungkin juga ada yang datang bulan, itu semuanya dilengkapi,” jelasnya.

Ia meminta warga tidak ragu menyampaikan kebutuhan langsung kepada pihak berwenang. “Nanti makanya setelah ini silakan jangan ragu-ragu. Sampaikan apapun, ya, terkait dengan bencana ini kepada kami. Ya, kebetulan saya perwakilan pemerintah pusat, ada Pak Wakil Gubernur perwakilan pemerintah provinsi, ada Pak Walikota, Wakil Walikota,” tutupnya. 

Curhatan Korban Banjir Bandang Denpasar

Kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, sejumlah pengungsi di Banjar Sedana Mertha, Kelurahan Ubung mengaku kehilangan barang berharga.

Bahkan kebanyakan dari mereka mengontrak atau ngekos sehingga tak tahu harus kemana setelah masa pengungsian berakhir.
Yogi Risdiono yang tinggal di Gang Mawar II, Kelurahan Ubung menceritakan dirinya terpaksa meninggalkan rumah tanpa sempat membawa pakaian dan barang berharga lainnya. 

“Debit air cepat sekali, barang-barang banyak hanyut. Sekarang pakaian tidak ada. Mohon dibantu, sebagian juga butuh bantuan keuangan karena ada yang di-PHK, perekonomian jadi terputus,” ujarnya, Kamis, 11 September 2025.

Pengungsi lain, Hari, yang kehilangan tempat tinggal kontrakan, khawatir dengan nasibnya usai keluar dari posko darurat. 
Ia mengatakan pelayanan di pengungsian sangat cepat dan tanggap.

Bahkan ia mengaku tak kekurangan makanan.

Namun ia khawatir setelah pengungsian ini tak tahu harus ke mana.

“Kalau sudah tidak di pengungsian, bagaimana kami harus hidup? Barang-barang hanyut, apakah ada uang saku untuk bertahan sementara? Dengan status kami yang ngekos, bagaimana nanti?” katanya.
Sementara pengungsi dari Banjar Dadakan Peguyangan yang juga dihadirkan ke sana, meminta terkait akses ke rumah mereka yang masih tertutup material.

"Kami terhalang untuk bersih-bersih. Akses masuk ke rumah masih terisolir. Bahkan tetangga ada 4 KK yang rumahnya hanyut, pohon besar tumbang,” ungkapnya.

Terkait hal itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan kebutuhan terkait pakaian akan segera disalurkan.
Ia meminta kepala lingkungan dan lurah untuk membantu melakukan pendataan.
“Besok Pak Mensos akan datang juga. Pemerintah menanggung kebutuhan selama tujuh hari masa tanggap darurat untuk korban bencana ini,” tegasnya.

Menurut Suharyanto, personel TNI dan Polri sudah dikerahkan untuk membantu pembersihan, termasuk 4 SSK atau 600 orang dari Kodam.

Alat berat juga disiagakan untuk membersihkan puing dan memulihkan akses jalan.
Namun, ia mengakui ada persoalan spesifik di Bali, yakni banyak korban merupakan penyewa rumah, bukan pemilik. 

Terkait dengan pasca pengungsian bagi mereka akan dibicarakan lebih lanjut.

“Hal ini akan dibicarakan dengan kepala desa hingga gubernur agar tidak ada yang terabaikan dan tidak menyalahi aturan,” katanya.

Ia juga menyinggung Pasar Badung yang terendam air hingga dua lantai.

Pihaknya pun telah mendatangkan pompa tambahan dari Jawa Timur, Jakarta, dan Semarang. 

“Penyedotan terus dilakukan. Kalau sudah kering, semoga tidak ada korban terjebak di dalam,” ujar Suharyanto.

Selain itu, sejumlah jembatan dan jalan di Denpasar, Gianyar, Jembrana, dan Badung rusak. 

Data awal menyebutkan, sedikitnya 474 kios dan ruko di Pasar Badung dan Kumbasari terdampak banjir.

BNPB memastikan bantuan dari pemerintah pusat juga tidak dibatasi. 

“Yang sudah dibawa nilainya di atas Rp2 miliar dalam bentuk makanan. Intinya, bantuan masyarakat dan pemerintah pusat tidak akan dibatasi, sesuai kebutuhan di lapangan,” kata Suharyanto. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved