Kekerasan di Sekolah

CEGAH Bully, Sekolah Wajib Punya Tim, Disdikpora Gandeng Kejari Sosialisasi, Bahkan Psikolog Juga!

Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana membentuk tim anti bullying di masing-masing sekolah yang ada.

ISTIMEWA
Guru pendamping saat melakukan pendampingan terkait kegiatan Remaja Tangguh mental sehat kepada siswa di SMPN 2 Kuta Utara beberapa hari lalu. 

Selain itu, terdapat 17 Guru Pendamping Khusus (GPK) yang disebar secara mobile untuk membantu proses belajar di berbagai sekolah."GPK tidak memiliki kapasitas asesmen, namun mereka fokus mendampingi pembelajaran. Sedangkan asesmen dilakukan oleh psikolog dinas," jelasnya.

Sejak tiga tahun terakhir, Disdikpora juga memberikan pelatihan khusus kepada guru wali kelas melalui Diklat Pendampingan Belajar Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus.

Program ini bertujuan agar setiap sekolah memiliki guru, yang mampu melakukan skrining awal dan pendampingan dasar.

Bahkan seluruh kegiatan tersebut, terintegrasi dalam Unit Layanan Disabilitas (ULD) Kabupaten Badung yang dapat dipantau masyarakat melalui akun Instagram @sapainklusibadung.

"Jadi kami sangat berharap semua sekolah bisa menerima siswa berkebutuhan khusus, begitu juga gurunya sudah siap," ucapnya.

Terkait pencegahan kasus perundungan terhadap siswa disabilitas, Rai Twistyanti menegaskan pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi ke siswa dan menggelar seminar parenting bagi orang tua. 

"Jika ada kasus bullying, psikolog langsung turun melakukan konseling, baik kepada korban maupun pelaku. Peran orang tua sangat penting, sehingga kami libatkan mereka melalui seminar parenting dengan narasumber psikolog dinas,” ujarnya sembari mengatakan, Badung menargetkan terciptanya lingkungan sekolah yang ramah anak sekaligus inklusif bagi semua peserta didik. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved