Sampah di Bali

SAMPAH Capai 60 Ton Per Hari? Kementerian PU Bersihkan Sampah & Sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua 

Pihaknya mengaku pada tahun 2024 lalu dana pemeliharaan jalan mencapai Rp 20 miliar. Bahkan saat ini untuk dana pemeluharaan Rp 23 miliar.

(Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)
Caption:  Dua unit alat berat excavator tengah melakukan pengerukan di area Waduk Muara Nusa Dua. 

TRIBUN-BALI.COM  - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaksanakan pengerjaan normalisasi di Waduk Muara Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Normalisasi ini dilakukan dengan mengeruk sedimentasi yang ada di area Waduk Muara Nusa Dua. Langkah penanganan jangka pendek pasca banjir bandang menerjang Bali pada Rabu (10/9).

Pantauan Tribun Bali di lapangan terdapat dua alat berat excavator diturunkan oleh Kementerian PU untuk normalisasi. “Paling tidak keruk sungai (langkah jangka pendek), harapannya masyarakat tidak membuang sampah ke sungai lagi,” ujar Menteri PU Dody Hanggodo, Sabtu (20/9).

Ia memaparkan fakta di lapangan, bahwa dapat dilihat langsung dengan kasat mata bahwa waduk ini ketinggian airnya sudah sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sedimentasinya atau endapan lumpur dan tanah di dasar sudah sangat tinggi dan perlu dikeruk. 

Lantas permasalahan selanjutnya hasil kerukan sedimentasi ini dibuang ke mana. Menurutnya hal tersebut akan didiskusikan dengan Gubernur Bali, Wayan Koster.

Baca juga: AKSES Jalan Ditutup! Warga Adukan Manajemen GWK ke DPRD Bali, Datang Langsung ke Wayan Disel Astawa

Baca juga: TUMPUKAN Sampah Milik ODGJ Kebakaran Saat Tengah Malam, Kobaran Api Sempat Sambar Rumah Warga

 

“Cuma kalau dikeruk ini ratusan ribu kubik sedimentasinya dan kami diskusikan dengan Gubernur dan Bupati setempat mau dibuang ke mana sedimentasinya,” tambahnya. 

“Jadi agar tidak merusak lingkungan ini salah satu hal yang akan saya diskusikan dulu dengan para pemangku kepentingan di sini sebelum dikerjakan,” papar Dody. 

Hingga saat ini petugas di Waduk Muara Nusa Dua terus melakukan pembersihan sampah kiriman dari dampak banjir bandang pekan lalu. Tumpukan sampah di hulu sungai menjadi salah satu penyebab dari banjir bandang di Bali.

“Evaluasinya di belakang itu kelihatan tumpukan sampah itu yang menyebabkan kemarin bencana banjir jadi salah satu penyebabnya itu selain hujan lebat, air pasang naik di waktu yang sama ini menjadi masalah besar,” sebutnya.

Sampah mencapai puluhan ton per hari yang terbawa banjir dan tersangkut di Waduk Muara Nusa Dua ini berhasil diangkut ke TPA Suwung. Di mana rata-rata terdapat 12 truk per hari membawa sampah seberat 5 ton sehingga kurang lebih 60 ton per hari.

Fakta lain pun terungkap bahwa Waduk Muara Nusa Dua ternyata terakhir dilakukan pengerukan atau normalisasi pada tahun 2019 silam. Maka dari itu harus segera dilakukan normalisasi dan saat ini sedang berlangsung namun sedimentasinya belum dapat dibuang masih dikumpulkan jadi satu di sekitar Waduk.

“Pengerukan di sini terakhir 2019, ini sudah sangat tinggi. Saya hanya takut nanti kalau hujan tinggi dan pasang naik kan tidak bisa pintu waduk membuang air keluar maka banjir lagi, takutnya itu lagi (terjadi lagi banjir akibat waduk meluap),” ujarnya.

Waduk Muara Nusa Dua disebut Dody tidak mengalami kerusakan akibat banjir bandang akan tetapi banyak sampah tersangkut dan terus dilakukan pembersihan hingga sekarang. Tanah, lumpur hingga pasir hasil pengerukan ini tidak bisa dibuang begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung.

“Sementara itu pasir, itu didistribusikan ke mana? Akan kita bahas dengan Gubernur karena perlu waktu lama untuk mengeruk ini dan tentu ratusan ribu kubik. Tidak bisa sebulan dua bulan ini, mungkin bisa sampai satu tahunan prosesnya,” ungkap Dody.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved