GWK Bali

NENEK Sampai Harus Lewati Lorong Temui Cucunya! GWK Dideadline Bongkar Temboknya Jam 12 Malam Ini!

Jika tidak, maka akan ada rekomendasi ke eksekutif agar dilakukan pembongkaran paksa tembok tersebut. Tentu saja oleh anggota Satpol PP terkait. 

ISTIMEWA
TERISOLIR – Seorang warga mencoba melintas jalan sempit di samping tembok pembatas yang dibangun manajemen GWK, kemarin. 

“Bahwa urusan tembok itu saya tidak tahu menahu karena zaman saya tidak ada itu. Saya tidak tahu dan memang saya tidak ikut (urusan GWK), tidak boleh ikut karena saya bukan pemilik lagi,” ujar Nuarta melalui sambungan telepon kepada Tribun Bali, Senin (29/9).

Nuarta menambahkan dirinya mengorbankan kepemilikan GWK kepada investor dalam hal ini, sepenuhnya PT Alam Sutera Realty Tbk. karena menginginkan pembangunan patung GWK rampung 100 persen.

“Saya korbankan yang penting jadi gitu (pembangunan patung GWK rampung 100 persen). Dan sekarang sudah jadi ikon nasional bukan Bali saja. Saya terus terang, itu kan sudah 7 tahun kita tidak terlibat di sana, sudah dilepas ke Alam Sutera,” kata dia.

Saat Nuarta masih memegang kepemilikan GWK disampaikannya saat itu ada rencana membangun pagar tapi pagar yang dimaksud berupa pagar besi agar binatang liar tidak bisa masuk area agar keamanan pengunjung terjaga.

Tetapi pembangunan pagar tidak dilakukannya karena keterbatasan modal dan tidak tahu menahu jika satu tahun terakhir dibangun pagar tembok tinggi oleh GWK hingga menutup akses jalan warga. 

Selain itu, seingatnya jalan yang kini dibangun tembok pagar tersebut merupakan milik GWK dan bukan jalan umum tapi saat pembangunan jalan itu digunakan sebagai akses jalan proyek pembangunan.

“Itu dulu memang punya kita (tanahnya GWK) kalau tidak salah, dan itu dulu jalan proyek tapi kalau itu terus kemudian jadi jalan pemerintah tidak tahu saya itu,” ungkapnya. (zae)

Tak Akan Rugi Beri Akses untuk Warga 

Gubernur Bali, Wayan Koster menanggapi penutupan akses jalan pemukiman warga oleh Garuda Wisnu Kencana (GWK). Ketika ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin (29/9), Koster mengatakan telah mengonfirmasi hal tersebut ke sejumlah pihak. Hasilnya, ia pun meminta agar pihak GWK memberikan akses jalan pada warga. 

“Saya sudah konfirmasi dengan sejumlah pihak di Desa Ungasan, memang tidak ada alternatif lain. Jadi karena itu, saya juga meminta pihak GWK agar membuka tembok itu, supaya akses masyarakat yang selama ini menggunakannya sehari-hari, ada anak sekolah, ada orang kerja itu bisa berjalan normal kembali,” ucap, Koster. 

Koster mengatakan, kendati jalan tersebut merupakan aset milik GWK tak ada ruginya jika dibuka untuk warga. “Walaupun itu asetnya GWK, tapi itu jalannya sudah lama. Saya kira GWK juga nggak akan rugi dengan merelakan jalan itu untuk tetap difungsikan dan digunakan oleh masyarakat,” tutupnya. (sar)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved