Berita Bali

IRONI Bali Jadi Destinasi Healing Terbaik, Tapi Aksi Ulah Pati Tertinggi di Indonesia, DPR RI Atensi

Dirinya mengaku perihatin, apalagi Bali sebagai destinasi healing terbaik di dunia, justru kasus bunuh dirinya tertinggi di Indonesia.

Tribun Bali/Prima
ILUSTRASI - Anggota Komisi IX DRI RI, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani menyoroti masalah kesehatan mental di Bali. Dirinya mengaku perihatin, apalagi Bali sebagai destinasi healing terbaik di dunia, justru kasus bunuh dirinya tertinggi di Indonesia. 

TRIBUN-BALI.COM - Anggota Komisi IX DRI RI, Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani menyoroti masalah kesehatan mental di Bali.

Dirinya mengaku perihatin, apalagi Bali sebagai destinasi healing terbaik di dunia, justru kasus bunuh dirinya tertinggi di Indonesia.

"Bali sebenarnya destinasi healing terbaik di dunia, justru menempati kasus bunuh diri tertinggi di Indonesia. Memilukan lagi, dari berbagai laporan, beberapa kasus melibatkan anak-anak usia sekolah. Termasuk siswa kelas 3 SMP," katanya, Minggu, (9/11) saat membuka Musda DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI) Bali.  

Baca juga: BENCANA Pohon Tumbang Landa Badung & Jembrana, Kerugian Gudang Rusak di Abiansemal Capai Rp100 Juta!

Baca juga: REGULASI Santunan Lansia Masih Digodok, Pemkab Badung Pastikan Anggaran Siap di APBD 2026!

Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardhani.
Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardhani. (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami.)

Baginya hal ini merupakan alarm keras, bahwa kesehatan mental masyarakat Bali memerlukan perhatian serius dan langkah nyata bersama. Menurutnya, penggunaan gadget pada anak bahkan balita menjadi salah satu pemicu gangguan kesehatan mental.

"Saya melihat itu akan terjadi gangguan mental, adiktif itu. Saat diambil gadgetnya anak-anak marah. Kadang-kadang orang tua tidak sadar dan berharapan anak tenang. Padahal menganggu kesehatan mental," katanya.

Oleh karena itu, langkah promotif dan preventif sangat diperlukan."Kasihan generasi muda, mereka cepat putus asa. Harus segera dikonseling dan psikolog. Jangan sampai sudah menderita baru ada tindakan," paparnya.

Ia pun berharap Dinas Kesehatan di Bali lebih aware menyadari kondisi kesehatan, tidak hanya fisik tapi jiwa. Selain itu, masyarakat juga jangan sampai terstigma, jika merasa jiwa tak sehat langsung ke psikolog.

"Jangan terstigma kalau masuk ke RS Jiwa sudah sakit jiwa. Padahal disitu banyak ada konseling, psikolog. Kalau diterapkan dan didukung keluarga dan masyarakat pasti sembuh," paparnya. (sup)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved