Perkelahian di Bangli
KRONOLOGI LENGKAP Jero Sumadi dan Kartawa Tak Berdaya Ditebas Hingga Tewas di Songan Kintamani
KRONOLOGI LENGKAP Jero Sumadi dan Kartawa Tak Berdaya Ditebas Hingga Tewas di Songan Kintamani
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM - Kasus perkelahian hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia terjadi di Desa Songan, Kecamatan Kintamani pada Minggu 12 Oktober 2025.
Peristiwa perkelahian di Desa Songan disebut-sebut melibatkan sejumlah warga dari Banjar Kresek dan Banjar Tegeh.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dua korban meninggal akibat perkelahian di wilayah Kintamani itu adalah Ketut Kartawa (50) dan Jero Sumadi (47) asal Banjar Tabu, Desa Songan.
Sementara sebanyak tiga orang telah diamankan buntut perkelahian maut di Kintamani itu adalah MA, JW, dan MB, seluruhnya merupakan warga Banjar Tabu, Desa Songan A.
Tak disangka kasus perkelahian di Kintamani yang awalnya bersifat perorangan berbuntut panjang hingga melibatkan keluarga.
Baca juga: Bupati Satria Targetkan Klungkung Naik Peringkat di Porprov Bali 2027, KONI Siapkan TC Ala Militer
Kasus perkelahian tersebut berawal dari komunikasi Jero Sumadi dan salah satu terduga pelaku lewat media sosial.
Saat berkomunikasi via media sosial, Jero Sumadi dan terduga pelaku membahas tentang mobil Jeep yang dicegat Jero Sumadi.
Rupanya terduga pelaku tidak terima dengan tindakan korban melakukan pencegatan terhadap mobil Jeep tersebut.
Kemudian lewat media sosial, terduga pelaku yang dalam keadaan emosi mengajak Jero Sumadi untuk bertemu.
Diduga pertemuan tersebut kemudian berujung pada perkelahian maut di Kintamani hingga nyawa Jero Sumadi dan Ketut Karyawan melayang.
Pasca perkelahian itu, Jero Sumadi tewas ditebas dengan kondisi luka terbuka pada bagian perut, bahkan usu korban terburai.
Sementara kondisi korban Kartawa pun mengenaskan, dia mengalami luka terbuka di bagian kepala depan.
Baca juga: BKSDA Bali Siapkan Langkah Penataan dan Solusi Kolaboratif di TWA Penelokan
Selain itu, korban Kartawa juga mengalami luka terbuka pada lengan bawah kanan.
Dalam kondisi mencekam tersebut, kedua korban kemudian dilarikan ke IGD RSUD Bangli sekira pukul 09.20 WITA menggunakan mobil pikap.
Namun, saat dilarikan ke RSUD Bangli, kedua korban sudah dalam kondisi meninggal.
Selain kedua korban meninggal dunia, RSUD Bangli juga menerima satu korban dalam kondisi kritis yaitu, I Wayan Ruslan (53).
Diketahui korban kritis buntut perkelahian di Kintamani itu diantar oleh ambulans puskesmas sekira pukul 10.09 WITA.
Humas RSUD Bangli, Kompyang Ari Wijaya membenarkan bahwa dirinya menerima korban meninggal dunia dari Banjar Tabu, Songan.
Terkait korban kritis, Wijaya mengatakan pasien mengalami trauma tusuk abdomen pasca perkelahian di Kintamani.
Saat ini korban sedang mendapat penanganan intensif dari petugas RSUD Bangli.
"Tindakan yang sudah diambil CT Scan dan RO Thorax rencana akan diambil tindakan operasi sore ini dan saat ini sedang persiapan untuk tindakan," ujarnya.
Sementara itu, Polres Bangli telah melakukan penyitaan beberapa barang bukti perkelahian maut itu diantaranya dua bilah pedang samurai dan sebuah tongkat besi.
Kapolres Bangli Turun Langsung ke Kintamani
Pasca perkelahian maut antar warga di Banjar Tabu, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani, Bangl, Kapolres Bangli, AKBP James I. S. Rajagukguk mendatangi lokasi.
Kedatangan Kapolres Bangli untuk berkomunikasi langsung dengan warga setempat pasca perkelahian tersebut.
Kehadiran kapolres bersama jajaran pejabat utama Polres Bangli ini merupakan langkah untuk menenangkan warga serta memastikan situasi keamanan di wilayah tersebut tetap kondusif pasca perkelahian.
Di lokasi, Kapolres Bangli berinteraksi langsung dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, serta keluarga korban dan pelaku.
Ia mengajak seluruh pihak di Desa Songan Kintamani agar tetap menjaga persaudaraan dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas.
“Kami hadir langsung di tengah warga untuk memberikan rasa tenang sekaligus memastikan penanganan kasus ini berjalan profesional. Kami imbau semua pihak agar menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian,” ujar Kapolres Bangli.
Kapolres Bangli juga menekankan pentingnya peran tokoh masyarakat dalam menjaga keharmonisan di Desa Songan.
Menurutnya, pendekatan dialogis dan humanis menjadi kunci dalam mencegah potensi konflik sosial di tengah warga.
“Polres Bangli tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga pada upaya menjaga stabilitas dan kedamaian warga. Kami terus melakukan penggalangan agar suasana tetap aman dan terkendali,” tambahnya.
Terkait motif kasus perkelahian tersebut, Kapolres Bangli mengatakan saat ini masih dalam penyelidikan.
"Motifnya masih kami dalami," tegasnya. (*)
SERBA Hemat! Promo Indomaret Minggu Ini 13-15 Oktober, Minyak Goreng Berbagai Merk Rp30 Ribuan |
![]() |
---|
Bandara Ngurah Rai Bali Catatkan Trafik Pesawat Tumbuh 1 Persen, Layani 18 Juta Lebih Penumpang |
![]() |
---|
Petugas Gabungan ‘Obok-obok’ Kamar Tahanan Rutan Negara Bali, Temukan Benda Tajam hingga Kartu Remi |
![]() |
---|
Program MBG di 21 Sekolah Dihentikan Sementara, Idealnya Klungkung Bali Punya 12 Dapur MBG |
![]() |
---|
Perkelahian Maut di Songan Bali, 2 Orang Tewas dan 1 Kritis, Polres Bangli Amankan Tiga Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.